Rubrik Konsultasi Agama
Diasuh oleh : Ustadz Aceng Karimullah
Diasuh oleh : Ustadz Aceng Karimullah
Assalamu ‘alaikum warohmatulloh wabarokatuh.
Pak Ustadz, saat ini sedang marak diterbitkan buku/tulisan tentang sholat khusyu’, sampai-sampai dibuatkan pelatihannya segala.
Pertanyaan saya : Memangnya sholat kita tidak akan diterima jika tidak khusyu’?
Terus terang pikiran saya suka ngambrak/tidak fokus, malah kadang-kadang bablas sampai lupa rakaatnya. Bagaimana caranya agar dalam sholat kita bisa khusyu’?
Terus terang pikiran saya suka ngambrak/tidak fokus, malah kadang-kadang bablas sampai lupa rakaatnya. Bagaimana caranya agar dalam sholat kita bisa khusyu’?
Itulah pertanyaan-pertanyaan saya untuk kali ini, Pak Ustadz. Mudah-mudahan Pak Ustadz berkenan menjawabnya. Terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum warohmatulloh wabarokatuh.
MIB – Bandung Barat
MIB – Bandung Barat
Wa‘alaikumus-salam warohmatulloh wabarokatuh.
Saudara MIB dan para pembaca, firman Alloh dalam surah Al-Mukminun ayat 1 dan 2 berbunyi :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Artinya: (1). Sungguh beruntung orang-orang beriman, (2). yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya.
Dari kedua ayat tersebut bisa kita pahami bahwa kalau kita mengaku sebagai orang beriman maka selayaknya kita harus berusaha agar sholat kita selalu khusyu’. Atau dengan kata lain, jika kita belum bisa khusyu’ dalam sholat kita, mestinya kita bertanya pada diri kita sendiri: masih layakkah kita mengaku sebagai orang beriman yang benar-benar beriman? Astaghfirullohal-‘azhim.
Dari kedua ayat tersebut bisa kita pahami bahwa kalau kita mengaku sebagai orang beriman maka selayaknya kita harus berusaha agar sholat kita selalu khusyu’. Atau dengan kata lain, jika kita belum bisa khusyu’ dalam sholat kita, mestinya kita bertanya pada diri kita sendiri: masih layakkah kita mengaku sebagai orang beriman yang benar-benar beriman? Astaghfirullohal-‘azhim.
Bagaimana agar dalam sholat kita bisa khusyu’? Apakah mata harus dipejam-pejamkan sehingga kita tidak melihat apa-apa? Apakah kuping harus kita tuli-tulikan sehingga kita tidak mendengar apa-apa?
Orang yang harus kita teladani dalam hal kekhusyu’an sholat tentu saja adalah Rosululloh Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Bagaimana kalau beliau sedang sholat? Apakah beliau menutup mata dan kupingnya? Ternyata tidak. Dalam hadis diriwayatkan bahwa suatu ketika sehabis sholat beliau mengatakan: ”Rencananya aku mau membaca surah yang panjang, tapi tadi aku mendengar seorang bayi menangis, maka langsung aku ganti dengan membaca surah yang pendek saja agar tidak memberatkan bagi si ibu bayi tadi”. Berarti selama sholat itu beliau mendengar suara-suara yang ada di sekitar beliau. Hal itu tidak mengganggu kekhusyu’an sholat. Dan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Thabrani diceritakan bahwa beliau tidak menyarankan seseorang yang sedang sholat untuk memejamkan matanya. Biarkan mata tetap terbuka, tidak mesti harus dipejam-pejamkan. Jadi bagaimana agar kita bisa khusyu’? Saya akan membuat ibarat.
Misalnya kita dipanggil untuk menghadap Presiden. Ketika sedang diajak bicara oleh beliau, maka rasa hormat kita pada beliau akan mencegah kita dari pikiran ngambrak dan tidak fokus. Nah, ketika kita sedang sholat, rasakanlah bahwa kita sedang berbicara kepada Alloh yang harus kita hormati dan agungkan. Dengan demikian, untuk bisa khusyu’ itu sudah semestinya kita menghayati setiap kata dan kalimat yang kita baca sepanjang sholat kita. Kalau rasa ini hilang, itulah yang bisa membuat pikiran jadi ngambrak dan tidak fokus, malah kadang-kadang sampai lupa rakaatnya.
Misalnya lagi, sebetulnya Pak atau Bu Presiden memanggil kita itu karena beliau ingin menawari kita suatu jabatan tinggi. Tapi karena selama pembicaraan dengan beliau kita kelihatan tidak fokus, malah berani “angop” di depan Presiden, maka bisa saja beliau pun menyuruh asistennya untuk mencoret pencalonan kita karena kita dianggap “sok sibuk dan kurang menghargai” beliau. Jangan-jangan selama ini rahmat Alloh pun terhalang kepada kita karena kita dianggap “sok sibuk”, masih selalu memikirkan hal-hal lain meskipun di tengah-tengah sholat. Jadi, sisihkanlah dulu pikiran-pikiran yang lain selama sholat dan fokuslah kepada Alloh untuk memohon agar Alloh memberi kita rahmat, pertolongan dan perlindungan.
Dengan maraknya buku-buku yang menjelaskan tentang bagaimana cara mencapai sholat yang khusyu’ tentu banyak ragam fatwa atau petunjuk yang diberikan oleh penulis buku atau para ustadz-ustadzah. Namun intinya (menurut saya), agar kita bisa khusyu’ dalam sholat maka hayatilah setiap kata atau kalimat yang kita baca sepanjang sholat kita. Untuk bisa menghayatinya berarti kita harus tahu makna dan arti dari bacaan sholat itu.
Selain itu, tentu saja sejak sebelum sholat kita harus menjauhkan hal-hal yang bisa mengganggu kekhusyu’an sholat kita, seperti: hand-phone kita matikan, anak-anak kecil kita suruh tenang, sampai-sampai kantong baju yang atas kita kosongkan supaya ketika kita ruku’ atau sujud isinya tidak jatuh dan bertebaran di lantai. (Bagaimanapun juga ’kan bisa mengganggu kekhusyu’an kita).
Demikian jawaban singkat dari saya, mudah-mudahan ada manfaatnya.
Walloohul-musta’aan, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.
Wassalamu ‘alaikum warohmatulloh wabarokatuh.
Demikian jawaban singkat dari saya, mudah-mudahan ada manfaatnya.
Walloohul-musta’aan, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.
Wassalamu ‘alaikum warohmatulloh wabarokatuh.
(Catatan pinggir):
Agar kita bisa khusyu’ dalam sholat maka hayatilah setiap kata atau kalimat yang kita baca sepanjang sholat kita. Untuk bisa menghayatinya berarti kita harus tahu makna dan arti dari bacaan sholat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Alhamdulilah Jaza Kumullohu Khoiro , Atas Komentarnya Semoga Alloh Paring aman, selamat, lancar, berhasil, barokah...!