TANJUNGPINANG--Sidang perkara pencemaran nama baik
yang dilakukan Hazarulah Aswad, Sekretaris Forum
Komunikasi Mesjid dan Mushalah terhadap Lembaga Dakwah
Islam Indonesia (LDII) berakhir ricuh, Rabu, setelah Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Tanjungpinang memutuskan
hukuman dua tahun penjara terhadap terdakwa.
Massa FKMM dan LDII yang berada di dalam ruangan sidang
nyaris bentrok setelah salah seorang pengurus LDII menunjuk
tangannya ke arah Hazarulah.
"Itu pendukung LDII, yang memprovokasi suasana sehingga
bertambah panas," kata Hazarulah yang juga calon DPD dapil
Kepri.
Keputusan majelis hakim lebih tinggi 1,5 tahun dibanding
tuntutan jaksa. Majelis hakim yang diketuai Antono Rustono
buru-buru keluar dari ruangan sidang setelah terjadi keributan
di ruangan sidang.
Sementara Hazarulah sempat mengangkat kursi pengunjung
di dalam ruang sidang, yang hendak dilemparkan ke arah
salah seorang pengurus LDII. Namun aksi Hazarulah tersebut
dapat dihentikan oleh pendukungnya dan juga pihak
kepolisian.
"Kami ajukan banding. Satu detik pun hukuman untuk saya,
tetap saya tidak terima, karena ini persoalan Islam dan
kebenaran," kata Hazarulah yang juga PNS di Departemen
Agama Tanjungpinang.
Dia mengungkapkan, keputusan hakim itu tidak objektif, lebih
mengedepankan dendam dan nafsu.
"Hakim miskin agama," katanya.
Kasus pencemaran nama baik LDII terjadi pada 3 November
2007 ketika Hazarulah menjadi narasumber dalam dialog
interaktif yang bertemakan aliran sesat yang digelar RRI.
Hazarulah menyebutkan ajaran LDII termasuk sesat. Itu
berdasarkan buku-buku yang menjadi referensinya.
Sementara hakim berpendapat, Hajarulah tidak memiliki hak
menyebutkan LDII itu sesat. Lembaga yang berhak
memutuskan LDII sesat ataupun tidak adalah MUI.
Menurut hakim, LDII adalah lembaga resmi yang diakui MUI
dan pemerintah.
"Pernyataan Hazarulah di RRI itu dapat memecahkan
persatuan bangsa dan menimbulkan keresahan warga LDII,"
kata Antomo Rustono.
Hakim memutuskan, barang bukti berupa kaset dan lima buku
yang menyebutkan ajaran LDII sesat milik Hazarulah dirampas
untuk negara.
"Kaset rekaman dialog interaktif di RRI dimusnahkan," kata
Antono.
Kuasa hukum LDII, Wa Ode Nur Zaenab mengatakan,
keputusan majelis hakim mengejutkan bagi pengikut LDII.
"Tapi kepuasan itu bukan pada lamanya hukuman yang
diputuskan hakim, melainkan pada kebenaran bahwa LDII
bukan aliran sesat sebagaimana yang ditudingkan berbagai
pihak," kata Zaenab yang juga salah seorang pengurus
Departemen Bidang Hukum LDII.
Dia mengatakan, kasus yang sama juga terjadi di beberapa
daerah, termasuk di Bekasi. LDII selalu disudutkan oleh
berbagai pihak.
"Kasus LDII di Bekasi sudah diputuskan Mahkamah Agung.
LDII menang," kata Zaenab. ant/pur
Menguasai ilmu Qur'an Hadits merupakan syarat mutlak hidupnya agama Islam dan tegaknya keimanan seorang Muslim. "Janganlah kalian mengamalkan apa-apa yang engkau tidak ketahui ilmunya . . ." [Surah Bani Isroil (17) ayat 36]
Kamis, 28 Agustus 2014
Berikut ini sepuluh alasan paling umum mengapa orang membuat website, situs atau blog;
1. Hanya sekedar ingin punya website
Seseorang membuat website karena hanya sekedar ingin
mengenal dan memiliki website, lalu belajar
mengelolanya. Kemudian websitenya diberitahukan
kepada siapapun tanpa pandang bulu. Orang yang tidak
ngerti internet juga di kasih tahu :-) .
2. Ingin belajar menulis di internet
Ada juga yang ingin tahu bagaimana cara menulis di
internet seperti yang pernah mereka baca. Selanjutnya
mereka membuat website. Lalu menulis sesukanya dan
sepuas-puasnya. Akhirnya mengcopas artikel di blog lain
tanpa mencantumkan sumber karena belum ngerti aturan
di internet, alias nubitol :-) .
3. Ingin membuat buku harian online
Ada yang membuat website untuk mengeluarkan unek-
unek yang tersimpan di otak. Mencurahkan isi hati
(curhat). Ingin bercerita kepada dunia tentang apa yang
diketahuinya. Terkadang ceritanya ditambah-tambahi :-) .
4. Ingin mencari uang di internet
Tidak sedikit orang membuat blog dengan niat mencari
uang lewat blog. Membuat bisnis online, toko online, jasa
online, penayang iklan, dan sebagainya. Sampai-sampai
tidak bisa tidur karena terus menerus duduk di depan
komputer. Lupa tidur, lupa makan, lupa mengurus diri
sendiri, dan lupa segalanya. Tapi tidak bisa lupa sama
pacarnya :-) .
5. Ingin berkampanye
Ada yang ingin mempromosikan partai, organisasi/
golongan atau perkumpulan tertentu miliknya atau fans-
nya ke internet. Semua anggota perkumpulan di foto lalu
dipublish di website. Namun biasanya hanya permulaan
saja rajin update tentang grupnya, lama-lama bosan dan
blognya ditinggal begitu saja.
6. Ingin mencari sumbangan
Terkadang ada orang membuat website untuk mencari
dana sumbangan untuk yayasan, pembangunan gedung
tertentu, bencana alam, dan sebagainya. Websitenya
digunakan untk menggalang dana.
7. Ingin berkreasi di internet
Seseorang membuat website dengan tujuan untuk
mengembangkan prestasi di dunia maya. Menciptakan hal
baru di internet, membuat karya yang jarang ada,
membuat penemuan baru, unjuk kebolehan dan
sebagainya.
8. Ingin mencari pahala
Ada yang membuat website untuk berdakwah tentang
agama tertentu, mengajarkan kebaikan, memposting
artikel bijak, dan sebagainya. Tujuannya untuk mencari
pahala atau mencari amal kebaikan.
9. Ingin mendokumentasikan keluarga
Ada yang membuat website untuk menyimpan foto-foto
keluarga, silsilah, kampung halaman, sanak saudara, dan
semuanya kerabatnya dimasukkan ke internet. Setiap ada
acara apapun langsung dipublish ke internet.
10. Ingin menyalurkan hobby
Seseorang membuat website karena hobi. Website hanya
untuk kesenangan saja. Tapi tidak jarang mereka yang
maniak internet. Segala macam website dia miliki. Mulai
website game, video youtube, blogger, facebook, twitter,
google+, dkk, dan pokoknya apa saja yang belum punya
dibuatnya. Lama-lama bikin ternak website :-) .
Lalu, bagaimana dengan juragan? Mengapa dan kenapa
juragan membuat website? Sampaikan alasan juragan
melalui kolom komentar. Jika belum/tidak punya website
silakan buat dulu dibawah ini;
Seseorang membuat website karena hanya sekedar ingin
mengenal dan memiliki website, lalu belajar
mengelolanya. Kemudian websitenya diberitahukan
kepada siapapun tanpa pandang bulu. Orang yang tidak
ngerti internet juga di kasih tahu :-) .
2. Ingin belajar menulis di internet
Ada juga yang ingin tahu bagaimana cara menulis di
internet seperti yang pernah mereka baca. Selanjutnya
mereka membuat website. Lalu menulis sesukanya dan
sepuas-puasnya. Akhirnya mengcopas artikel di blog lain
tanpa mencantumkan sumber karena belum ngerti aturan
di internet, alias nubitol :-) .
3. Ingin membuat buku harian online
Ada yang membuat website untuk mengeluarkan unek-
unek yang tersimpan di otak. Mencurahkan isi hati
(curhat). Ingin bercerita kepada dunia tentang apa yang
diketahuinya. Terkadang ceritanya ditambah-tambahi :-) .
4. Ingin mencari uang di internet
Tidak sedikit orang membuat blog dengan niat mencari
uang lewat blog. Membuat bisnis online, toko online, jasa
online, penayang iklan, dan sebagainya. Sampai-sampai
tidak bisa tidur karena terus menerus duduk di depan
komputer. Lupa tidur, lupa makan, lupa mengurus diri
sendiri, dan lupa segalanya. Tapi tidak bisa lupa sama
pacarnya :-) .
5. Ingin berkampanye
Ada yang ingin mempromosikan partai, organisasi/
golongan atau perkumpulan tertentu miliknya atau fans-
nya ke internet. Semua anggota perkumpulan di foto lalu
dipublish di website. Namun biasanya hanya permulaan
saja rajin update tentang grupnya, lama-lama bosan dan
blognya ditinggal begitu saja.
6. Ingin mencari sumbangan
Terkadang ada orang membuat website untuk mencari
dana sumbangan untuk yayasan, pembangunan gedung
tertentu, bencana alam, dan sebagainya. Websitenya
digunakan untk menggalang dana.
7. Ingin berkreasi di internet
Seseorang membuat website dengan tujuan untuk
mengembangkan prestasi di dunia maya. Menciptakan hal
baru di internet, membuat karya yang jarang ada,
membuat penemuan baru, unjuk kebolehan dan
sebagainya.
8. Ingin mencari pahala
Ada yang membuat website untuk berdakwah tentang
agama tertentu, mengajarkan kebaikan, memposting
artikel bijak, dan sebagainya. Tujuannya untuk mencari
pahala atau mencari amal kebaikan.
9. Ingin mendokumentasikan keluarga
Ada yang membuat website untuk menyimpan foto-foto
keluarga, silsilah, kampung halaman, sanak saudara, dan
semuanya kerabatnya dimasukkan ke internet. Setiap ada
acara apapun langsung dipublish ke internet.
10. Ingin menyalurkan hobby
Seseorang membuat website karena hobi. Website hanya
untuk kesenangan saja. Tapi tidak jarang mereka yang
maniak internet. Segala macam website dia miliki. Mulai
website game, video youtube, blogger, facebook, twitter,
google+, dkk, dan pokoknya apa saja yang belum punya
dibuatnya. Lama-lama bikin ternak website :-) .
Lalu, bagaimana dengan juragan? Mengapa dan kenapa
juragan membuat website? Sampaikan alasan juragan
melalui kolom komentar. Jika belum/tidak punya website
silakan buat dulu dibawah ini;
Sabtu, 23 Agustus 2014
Al Manshuuriin
Al-Manshuuriin
Dalam
sejarah
perkembangan Islam di Indonesia kita mengenal beberapa
aliran islam mainstream dan non-mainstream. Meski sudah
sejak era Wali Songo islam mulai tersohor di bumi nusantara,
namun ternyata kekuatan gerak islamiyah lebih menyolok di
era pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini ditandai
oleh munculnya beberapa harokah islamiyah garis keras, yang
menginginkan syariat islam ditegakkan di Indonesia dan
menolak mentah-mentah hukum positif warisan Belanda.
Pergerakan ini tidak dilakukan oleh 2 (dua) aliran islam
mainsteam yang ada, melainkan oleh kelompok-kelompok
islam radikal semisal DI/TII, NII, dan kelompok Warman. Di
bumi nusantara bagian timur terkenal dipimpin oleh Kahar
Muzakkar, dan di barat dipimpin oleh SM. Kartosoewiryo.
Dari pemaparan beberapa pelaku sejarah “Perang Janur
Kuning Jogjakarta”, nama Kahar Muzakkar pun ikut disebut-
sebut sebagai salah satu pemimpin perebutan kemerdekaan
terhadap agresi Belanda di Sulawesi. Artinya, seorang Kahar
Muzakkar yang pada akhirnya dianggap sebagai pemberontak
pun sebenarnya memiliki andil terhadap bangsa ini dalam
merebut kemerdekaan. Namun setelah bangsa ini berangsur-
angsur lepas dari penjajahan, seiring itu pulalah terjadi konflik
internal untuk mendaulat republik ini agar bersyariat islam,
atau dengan kata lain beberapa pihak terang-terangan ingin
menjadikan status negara ini sebagai salah satu negara Islam
di dunia. Dalam perjalanannya sangat disayangkan, kelompok-
kelompok radikal ini menghalalkan segala cara demi
mencapai tujuan. Salah satunya adalah menghalalkan
mengambil harta benda milik rakyat Indonesia sendiri.
Sehingga bisa dibayangkan seperti apa isi pikiran rakyat
Indonesia pada waktu itu: “keluar dari mulut harimau, masuk
ke mulut buaya?”. Wallahu a’lam. Padahal kala itu juga
pemerintah Indonesia masih dipusingkan oleh agresi kedua
Belanda tahun 1949, dan konflik kepentingan antara presiden
pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dengan salah satu
tokoh pergerakan kemerdekaan, Tan Malaka.
Singkat cerita, pada pertengahan era orde baru, ketegangan
demi ketegangan memuncak, dimana friksi-friksi yang terjadi
antara pemerintah kala itu dengan beberapa kelompok islam
radikal ini akhirnya menyebabkan hampir seluruh organisasi
berbasis islam di indonesia otomatis dianggap oposan
pemerintah. Walhasil, kelompok-kelompok islam kecil lah yang
banyak menerima imbas buruknya dari pertikaian gerakan-
gerakan islam dengan pihak otoritas pada waktu itu dibanding
kelompok-kelompok islam yang telah memiliki nama besar.
Diantara kelompok-kelompok dakwah islam yang masih kecil
pada waktu itu adalah Darul Hadits dengan beberapa
kembangannya semisal YCI (Yayasan Citra Islam), KSPI
(Keluarga Studi Pemuda Islam), KADIM (Karyawan Dakwah
Islam), dan ASPI (Aspirasi Pemuda Islam). Darul Hadits
sendiri merupakan suatu kelompok pengajian Qur’an-Hadits
yang dipimpin oleh seorang ulama muda lulusan ma’had Darul
Hadits di Mekkah Al-Mukarramah, Nurhasan Al-Ubaidah bin
Abdul ‘Aziiz (1908-1982). Konon kelompok pengajian ini
sangat peduli terhadap tauhid, akhlak, akidah, dan pemurnian
tata laksana peribadatan ummat islam kala itu yang masih
banyak dianggap menyimpang dari sumbernya: Qur’an dan
Hadits (as-Sunnah). Ditinjau dari sisi manapun, melalui
perjalanan panjang sejarah tandzim dakwah islamiyah ini,
Darul Hadits eksis bertujuan untuk membetulkan seluruh
sendi pengamalan ibadah rakyat Indonesia yang masih
banyak menyimpang dari Qur’an dan Hadits, tanpa perlu
melakukan konfrontasi dengan pihak otoritas, orde lama,
maupun orde baru. Tidak seperti tudingan orang-orang yang
tidak mengerti sejarah esensi perjuangan amar ma’ruf nahi
munkar-nya, mereka menuding bahwa Syeikh Nurhasan Al-
Ubaidah rahimahullah ingin mendirikan ‘negara dalam negara’.
Tapi sampai hari wafatnya, hal tesebut bahkan sama sekali
tidak terbukti.
Kaidah keislaman para muslimin di Indonesia pada waktu itu
dinilai masih banyak terikat dengan kelakuan-kelakuan
peribadatan yang sebenarnya bertentangan dengan aturan-
aturan Allah dan Rasul shallallahu ‘alaihi wassalaam dengan
pemaparan dalil-dalil syar’i olehnya. Era ini disebut-sebut
sebagai era “Babat Alas” [1]. Suatu masa dimana perjalanan
amar ma’ruf nahi munkar Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah kepada
sanak famili, teman-teman, dan sejawat-sejawat ulama dilalui
dengan berbagai rintangan fisik maupun metafisik, sebagai
hasil dari metode amar ma’ruf nahi munkar-nya yang dikenal
keras. Beliau berpesan kepada para santrinya bahwa
terkadang amar ma’ruf nahi munkar itu memerlukan sikap
yang tegas. Beliau pun sangat bertanggung jawab terhadap
reaksi masyarakat atas metode-nya itu, dan memberi
gambaran metode “babat alas” tersebut seperti ini:
“gambarannya seperti ada orang yang tertidur di bantalan rel
kereta api, sudah berkali-kali diperingatkan / diteriaki bahwa
ada kereta yang akan lewat, ia malah terlelap tidur. Akhirnya
si orang tidur tadi dibangunkan dengan cara paksa, yakni
dengan diseret ke tepi agar ia selamat. Meski pada awalnya
orang yang tertidur tadi marah-marah karena diseret paksa,
namun bilamana ia sadar bahwa justru ia diselamatkan
hidupnya, insya Allah ia akan berterima kasih”.
Sering kali syeikh memberi motivasi kepada para santrinya
yang menemui banyak rintangan dan cobaan atas ‘hasil jerih
payah’-nya beramar ma’ruf nahi munkar dengan beberapa
gandangan (bahasa Jawa: senandung) yang salah satunya
adalah gandangan “kembang turi”. Isinya kurang lebih begini:
“kembang turi lak melok-melok, sego wadang sisane sore, ora
peduli wong alok-alok, sandang pangan lak golek dewe”.
Intisarinya adalah: jangan jatuh mental dalam beramar ma’ruf
nahi munkar, jangan pedulikan orang lain yang mengolok-olok,
toh urusan sandang dan pangan kita mencari sendiri, dan
tidak meminta-minta kepada mereka yang mengolok-olok.
Meski terkesan remeh, namun gandangan seperti ini
merupakan warisan tradisi kejenakaan yang cerdas ala kyai-
kyai tradisional tanah Jawa dalam berkelakar namun memiliki
arti dan filosofi yang sangat dalam. Semisal teka-teki longan
(bahasa Jawa: kolong meja atau kolong tempat tidur).
“Apakah longan itu tetap ada jika meja atau tempat tidur
dipindahkan? Jadi, apakah longan itu benar-benar ada?”. Atau
semisal KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang pernah
berkelakar pada acara pembukaan website Akbar Tandjung:
“Kenapa setiap orang berpidato selalu menyatakan: Mari kita
panjatkan syukur? Memangnya (si) Syukur nggak bisa manjat
sendiri?” (Fachry Ali, Gatra, Mei 2008).
Meski dijuluki mustadid (orang yang luar biasa) oleh sejawat-
sejawat ulama, Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah rahimahullah
bukanlah termasuk orang yang jummud (kaku), terkadang
syeikh menghibur santri-santrinya sebagaimana cerita yang
berkembang seperti; pernah suatu ketika dalam
membangunkan santri-santrinya untuk sholatul lail atau
sholat malam (tahajjud), syeikh tidak segan-segan berjoget
menghibur santri-santrinya yang masih terkantuk-kantuk
dengan sapu ijuk, yang syeikh gambarkan sebagaimana kuda
lumping. Dari hal itulah tersirat, syeikh mencontohkan kepada
santri-santrinya, bahwa dalam suasana apapun orang-orang
yang menegakkan hujjatullah harus tetap gembira dan ceria,
mesti dalam kondisi yang membencikan, atau dalam kondisi
sedang mendapat cobaan sekalipun dari Allah Ta’ala.
Sebagaimana anggota pramuka yang selalu menghibur dirinya
di kala apapun: “buat apa susah? buat apa susah? susah itu
tak ada gunanya”.
Masih teringat dari beberapa saksi sejarah perjalanan era
“babat alas” semisal Al-Hafidz Syeikh Su’udi Ridwan
rahimahullah, maupun Syeikhul Hadits Kasmudi As-Shiddiqqy
bercerita bahwa seringkali Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah
menerima banyak ‘bingkisan’ dari orang-orang, bahkan ulama-
ulama tradisional yg tidak sepaham dengannya berupa teluh,
santet, dan benda-benda ‘terbang’ aneh lainnya yang tidak
bisa diterima oleh akal sehat manusia modern. Semua itu
Beliau hadapi dengan sabar, tawakkal, serta yang paling
penting adalah doa. Tentang doa kepada Allah Ta’ala, dari
penuturan Syeikh Nur Asnawi rahimahullah, salah satu rekan
menuntut ilmunya di Mekkah-Medinah dulu, menceritakan
bahwa syeikh sangat yakin akan doanya kepada Allah Ta’ala.
Pernah suatu ketika di Mekkah, ada seorang temannya
kelaparan tidak punya beras (makanan) untuk dimasak,
akhirnya Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah berdoa agar Allah
Ta’ala memberikan beras yang bisa untuk dimasak saat itu
juga. Walhasil, doanya maqbul. Allah Ta’ala mengabulkan
permintaannya!. Bagi kita yang awam memang agak sulit
menerima cerita-cerita ‘tidak masuk akal’ semacam ini.
Namun kenyataannya memang demikian, apalagi cerita ini
diperoleh dari saksi hidup kala itu, Syeikh Nur Asnawi
rahimahullah. Bahkan salah satu santrinya yang saat ini telah
menjadi salah satu ulama di Pondok Pesantren Kertosono,
Ustadz Ubaid Khairi, pernah punya pengalaman spiritual yang
sama seperti Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah, yakni langsung
dikabulkan doanya semasa ia dan keluarga sedang
menghadapi kesulitan ekonomi. “Setelah bermunajat di dalam
bis kota yang mangantar saya dan anak istri pulang ke
rumah. Allah langsung memberi saya uang tunai. Bahkan
saya dan keluarga bisa mempergunakan uang itu untuk
keperluan sehari-hari selama kurang lebih 2 (dua) bulan...”,
tuturnya tatkala ia didapuk (bahasa Jawa: dinobatkan)
sebagai salah satu penyampai materi pada camping Cinta
Alam Indonesia di Cikole, Bandung, beberapa tahun silam.
Cerita yang sama, di zaman yang berbeda. Believe it or not.
Pada akhirnya sebagai manusia biasa, Syeikh Nurhasan Al-
Ubaidah rahimahullah dipanggil menghadap Yang Maha
Kuasa pada Februari 1982 dan dimakamkan di pemakaman
keluarga, Marga Kaya, Karawang, Jawa Barat. Namun
demikian warisan semangatnya untuk menegakkan
kalimatullah di negeri ini, agar Allah dan Rasul shallallahu
‘alaihi wassalaam tidak didustakan oleh setiap manusia, tetap
ada dalam diri sanubari masing-masing generasi penerus
pejuang agama yang secara ilmu-pun masih terlampau jauh
ketimbang Beliau, yang diberi julukan mustadid (orang yang
luar biasa). Luar biasa, karena Beliau al-Hafidz, menguasai
bacaan Qiraatus-Sab’ah, mufassir yang mumpuni, menguasai
Mustholah Hadits, menguasai ilmu alat, mengerti taraf ilmu
dari terminologi wajib, sunnah, makruh, mubah, menguasai
ilmu dari 49 perowi hadits beserta sanad-nya yang muttashil
sampai Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalaam,
gemar bekerja keras, tidak pernah takut dengan kondisi
kehidupan apapun kecuali hanya takut kepada Allah Ta’ala,
seorang hamba yang sangat percaya qodarullah dan nashrun
minallah, ahli dalam berdoa, ulama yang dicintai santri-
santrinya sekaligus dibenci oleh orang-orang yang belum bisa
menerima al-Haqq ini secara utuh dan murni, dan lain-lain.
Namun jangan lupa satu hal, semua izzah itu didapatkannya
atas dasar usaha, kerja keras, dan kecintaannya terhadap al-
Haqq, tidak didapatkannya dengan cara santai, bersenda
gurau, main-main (lahan), atau dengan istirahatnya badan.
Beliau menimba ilmu agama ini sekitar 10 tahun di Mekkah-
Medinah, dimulai pada tahun 1930-an sampai tahun 1941.
Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah tetaplah seorang hamba Allah
Ta’ala yang memiliki kekurangan. Namun kebajikan
kebajikannya-lah yang mesti diambil sebagai manfaat agar
berkah Allah Ta’ala tetap atas kita semua. “khoirun naasi
man yanfa’uhum lin naas”, “sebaik-baiknya manusia adalah
yang banyak memberi manfaat kepada manusia lainnya”.
Tahun berganti, zaman pun berubah. Dimana manhaj (metode
dakwah) Darul Hadits yang pertama kali datang pada tahun
1941 di Indonesia, justru saat ini telah banyak orang dan
kelompok dakwah yang mengadopsinya. Diakui atau tidak,
dari beberapa ulasan dan website islam yang mudah
ditelusuri, banyak individu-individu dan ulama-ulama zaman
ini yang pada akhirnya secara jujur maupun tidak, mengerti
bahwa pergerakan dakwah islamiyah mereka mempunyai
kemiripan dengan apa yang dulu digerakkan oleh Syeikh
Nurhasan Al-Ubaidah sejak tahun 1941 di Indonesia, yaitu
merujuk pada tata cara ibadah ummat islam yang hakiki, yang
wajib, yang menurut sumber aslinya: Qur’an dan Hadits, tanpa
harus tercampur aduk dengan adat istiadat warisan ummat
Hindu-Buddha atau Animisme-Dinamisme di Indonesia, yang
justru bisa menjadikan agama islam ini semakin jauh dari
kemurniannya. Padahal jelas dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala
memerintahkan agar kita selalu memurnikan agamanya...
“mukhlishiina lahud diin”
Dalam salah satu buku terbitan Madani Institute, manhaj yang
berasal dari Jazirah Arab dan diwariskan oleh Syeikh
Nurhasan Al-Ubaidah rahimahullah ini, dimasukkan ke dalam
konteks pergerakan salafiyyah (salafism). Yaitu pergerakan
islam yang menomorsatukan pemurnian islam, yang
sebagaimana Rasullullah shallallahu ‘alaihi wassalaam dan
sahabat-sahabatnya contohkan, sebelum akhirnya islam
sendiri terpecah belah. Dengan kata lain, manhaj yang
merujuk pada tata cara ibadah dari 3 generasi awal
datangnya islam.
Apakah manhaj yang diadopsi oleh Darul Hadits ini disebut
ahlussunnah wal jamaah, salafiyyah, atau wahhabiyyah,
bukan merupakan issue yang substansial. Sebab
sebagaimana kutipan nasehat Syeikh Salih Fauzan
rahimahullah, “siapapun bisa menyandang gelar salafiyyun
atau ahlussunnah wal jamaah, namun yang penting adalah
esensinya ibadahnya”. Tapi lucunya, kabarnya Darul Hadits
dulu sempat diberi beberapa julukan yang nyeleneh oleh
orang-orang yang tidak sepaham, dengan julukan semisal:
Jamaah mbah Syuro, Jamaah Takfir, Neo-Khawarij, Islam
Puritan, Islam Jawa, Islam Murni, Wahhabi, PKI putih, dan
lain-lain. Namun hal itu tidak lantas menyurutkan potensi
amar ma’ruf nahi munkar sampai saat ini. Karena memang
itulah cobaan menjadi manusia yang beriman secara
konsekuen kepada Allah Ta’ala. Sangat cocok dengan dalil
ini... “huffatul jannati bil makarih, wa huffatun naari bis
syahwat”, “surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang
membencikan... dan seterusnya”. Artinya, tidak mudah
mencari surga Allah Ta’ala. Pasti ada rintangan dan cobaan.
Namun pastinya, hingga sekarang soal penjulukan, gelar, atau
penisbatan, kosa kata al-Manshuuriin, atau Thaifah al-
Manshuurah (golongan yang mendapat pertolongan Allah
Ta’ala) lebih disukai bagi hampir seluruh individu generasi
penerus Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah, daripada penggunaan
kosa kata Salafi, Wahhabi, Ahlussunnah Wal Jamaah,
Madzhabiyyah, atau penisbatan lainnya. Sesuai pula dengan
dalil dalam kitabullah yang menyebutkan... “haqqun ‘alaina
nunjil mu’miniina”, dan hujjah ini... “maa yaf’alullohu bi
‘adzaabikum in syakartum wa aamantum”, “wajib atas Kami
(Allah) menolong orang-orang yang beriman”, dan lain-lain.
Tidak masalah dengan urusan julukan, karena pada akhirnya,
yang penting adalah bagaimana tata cara ibadah kita kepada
Allah Ta’ala. Julukan apapun tidak bisa dijadikan bekal bagi
seseorang untuk berhasil masuk surga, dan terselamatkan
dari api neraka. Hanya amal ibadah dan atas rahmatNya-lah
yang menjadi penentu suksesnya manusia di kehidupan
akhirat nanti kelak.
Demikian sekilas cerita mengenai sosok Syeikh Nurhasan Al-
Ubaidah rahimahullah, yang mungkin hal ini bisa jadi
merupakan suatu ikhtiar pemulihan nama baik terhadap
berita-berita miring yang selama ini berkembang mengenai
diri dan metode dakwahnya, yang pada kenyataannya malah
bertentangan dengan apa yang telah syeikh perjuangkan
sampai akhir hayatnya. Suatu ikhtiar yang diilhami oleh “Surat
Surat Bersih Diri Muhammad bin Abdil Wahhab”.
Sehubungan dengan hal ini, sebagai referensi agar kita lebih
mengerti seperti apakah sosok seorang ‘alim ulama (ahli
ilmu) yang dipandang berkualitas, hebat, atau mumpuni, Imam
al-Shatibi rahimahullah lebih jauh telah menarik kesimpulan,
bahwa ada 3 (tiga) karakteristik pokok seorang ulama yang
dipandang berkualitas, hebat, atau mumpuni:
1) Ia melaksanakan apa-apa yang ia ucapkan/ajarkan.
Telah terbukti bahwa Beliau selalu konsekuen menjalankan
apa-apa yang ia ajarkan kepada santri-santrinya, tentunya
semua yang sesuai dengan kaidah Qur’an, Hadits, Ijma’, dan
Qiyas yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan Allah-
Rasul. Bahkan para santrinya meniru apa saja yang Beliau
lakukan dalam beribadah kepada Allah, dikarenakan mereka
(santri) yakin bahwa amalan Beliau tidak lepas dari Qur’an
dan Hadits. Hal tersebut bukan termasuk taklid membabi
buta, karena selalu diiringi dengan ilmu. Bahkan menurut
kesaksian para orang-orang terdahulu yang pernah se-zaman
dengannya, Beliau mengeluarkan sayembara yang berlaku
sampai akhir hayatnya: Beliau bersedia memberikan motor
bagi siapapun yang mengetahui bahwa ada amal
perbuatannya yang tidak sesuai dengan aturan Allah dan
Rasul shallallahu ‘alaihi wassalaam. Subhanallah.
2) Ia sendiri mendapat ilmu langsung dari ulama-ulama
terpercaya dan mumpuni dalam kapasitasnya sebagai ahli
ilmu.
Dalam sanad-nya secara tersurat beliau langsung menimba
ilmu atau berguru langsung dengan para Masyaikh Darul
Hadits Mekkah Al-Mukarramah yang mu’tabar semisal Syeikh
Umar Hamdan (Abu Hafs Umar ibn Hamdan ibn Umar ibn
Hamdan al-Mahrasi At-Tunisi Al-Maghribi al-Madani Al-Maki
rahimahullah), atau Syeikh Abu Samah Abdul Dhohir
(Muhammad Abdul Dhohir ibn Muhammad Nuruddin Abu
Samah At-Talini Al-Mishri Al-Makki), dan lain-lain secara
manqul [2] (as-sama’ dan munawalah).
3) Santri-santrinya mengikuti apa yang ia ajarkan. Jika santri-
santrinya malah cenderung meninggalkannya, hal ini otomatis
menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan apa
yang ia ajarkan. (ibid)
Alhamdulillah hingga saat ini semakin banyak individu-
individu, yang atas jasa Beliau pula lah, saat ini mereka telah
menjadi mubaligh-mubalighot yang tersebar tidak hanya di
Indonesia, namun juga di negara-negara regional seperti
Australia, Singapura, Malaysia, Suriname, Vietnam. Bahkan
ilmu yang dibawanya dulu dari Mekkah-Medinah, saat ini
telah sampai pula di benua Amerika dan Eropa. Mereka tetap
memegang apa yang telah syeikh ajarkan kepada mereka,
yaitu ilmu agama yang murni berdasarkan Qur’an dan Hadits
secara manqul, musnad, dan muttashil. Mereka tetap
memiliki kesamaan pergerakan dakwah seperti Syeikh
Nurhasan Al-Ubaidah: amar ma’ruf nahi munkar, basyiiran wa
nadziiran, dan lillahi ta’ala demi tujuan mulia: “wa tilkal
jannatul-latii uurits-tumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun”, “dan
demikian surga itu diwariskan sebab apa-apa yang kalian
perbuat (di dunia)”.
Mudah-mudahan semangat al-Manshuuriin yang pernah
dicontohkan Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah ini tetap melekat
pada diri generasi penerus mu’miniin yang mencintai Allah
dan Rasul shallallahu ‘alaihi wassalaam diatas segalanya.
Amiin Yaa Dzal Jalaali Wal Ikram. Mohon maaf bilamana ada
kesalahan. Semua kesalahan dalam penulisan ini pastinya
berasal dari diri penulis, namun semua kebenaran tetap
berasal dari Allah Ta’ala.
Wallahu Musta’an.
Walaa hawlaa walaa quwwata illa billah.
glossary
[1] Babat Alas: istilah dalam bahasa Jawa yang arti
harfiahnya adalah “pembukaan lahan hutan” yang bisa
dipergunakan sebagai lahan pertanian, atau agar bisa
dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna lainnya semisal
perumahan, dan lain-lain.
[2] Manqul means transmitted sciences. It includes
knowledge which is understood through study and by going
back to the founder of the science and his/her followers
through a recognised chain of transmission (isnad). It
includes religious science, for example, ‘ilm Al-Hadith, the
Science of the Hadith. (Egyptian Science in Medieval Arabic
Sources).
Oleh: Teguh Prayogo http://Teguh354.blogspot.com
Dalam
sejarah
perkembangan Islam di Indonesia kita mengenal beberapa
aliran islam mainstream dan non-mainstream. Meski sudah
sejak era Wali Songo islam mulai tersohor di bumi nusantara,
namun ternyata kekuatan gerak islamiyah lebih menyolok di
era pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini ditandai
oleh munculnya beberapa harokah islamiyah garis keras, yang
menginginkan syariat islam ditegakkan di Indonesia dan
menolak mentah-mentah hukum positif warisan Belanda.
Pergerakan ini tidak dilakukan oleh 2 (dua) aliran islam
mainsteam yang ada, melainkan oleh kelompok-kelompok
islam radikal semisal DI/TII, NII, dan kelompok Warman. Di
bumi nusantara bagian timur terkenal dipimpin oleh Kahar
Muzakkar, dan di barat dipimpin oleh SM. Kartosoewiryo.
Dari pemaparan beberapa pelaku sejarah “Perang Janur
Kuning Jogjakarta”, nama Kahar Muzakkar pun ikut disebut-
sebut sebagai salah satu pemimpin perebutan kemerdekaan
terhadap agresi Belanda di Sulawesi. Artinya, seorang Kahar
Muzakkar yang pada akhirnya dianggap sebagai pemberontak
pun sebenarnya memiliki andil terhadap bangsa ini dalam
merebut kemerdekaan. Namun setelah bangsa ini berangsur-
angsur lepas dari penjajahan, seiring itu pulalah terjadi konflik
internal untuk mendaulat republik ini agar bersyariat islam,
atau dengan kata lain beberapa pihak terang-terangan ingin
menjadikan status negara ini sebagai salah satu negara Islam
di dunia. Dalam perjalanannya sangat disayangkan, kelompok-
kelompok radikal ini menghalalkan segala cara demi
mencapai tujuan. Salah satunya adalah menghalalkan
mengambil harta benda milik rakyat Indonesia sendiri.
Sehingga bisa dibayangkan seperti apa isi pikiran rakyat
Indonesia pada waktu itu: “keluar dari mulut harimau, masuk
ke mulut buaya?”. Wallahu a’lam. Padahal kala itu juga
pemerintah Indonesia masih dipusingkan oleh agresi kedua
Belanda tahun 1949, dan konflik kepentingan antara presiden
pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dengan salah satu
tokoh pergerakan kemerdekaan, Tan Malaka.
Singkat cerita, pada pertengahan era orde baru, ketegangan
demi ketegangan memuncak, dimana friksi-friksi yang terjadi
antara pemerintah kala itu dengan beberapa kelompok islam
radikal ini akhirnya menyebabkan hampir seluruh organisasi
berbasis islam di indonesia otomatis dianggap oposan
pemerintah. Walhasil, kelompok-kelompok islam kecil lah yang
banyak menerima imbas buruknya dari pertikaian gerakan-
gerakan islam dengan pihak otoritas pada waktu itu dibanding
kelompok-kelompok islam yang telah memiliki nama besar.
Diantara kelompok-kelompok dakwah islam yang masih kecil
pada waktu itu adalah Darul Hadits dengan beberapa
kembangannya semisal YCI (Yayasan Citra Islam), KSPI
(Keluarga Studi Pemuda Islam), KADIM (Karyawan Dakwah
Islam), dan ASPI (Aspirasi Pemuda Islam). Darul Hadits
sendiri merupakan suatu kelompok pengajian Qur’an-Hadits
yang dipimpin oleh seorang ulama muda lulusan ma’had Darul
Hadits di Mekkah Al-Mukarramah, Nurhasan Al-Ubaidah bin
Abdul ‘Aziiz (1908-1982). Konon kelompok pengajian ini
sangat peduli terhadap tauhid, akhlak, akidah, dan pemurnian
tata laksana peribadatan ummat islam kala itu yang masih
banyak dianggap menyimpang dari sumbernya: Qur’an dan
Hadits (as-Sunnah). Ditinjau dari sisi manapun, melalui
perjalanan panjang sejarah tandzim dakwah islamiyah ini,
Darul Hadits eksis bertujuan untuk membetulkan seluruh
sendi pengamalan ibadah rakyat Indonesia yang masih
banyak menyimpang dari Qur’an dan Hadits, tanpa perlu
melakukan konfrontasi dengan pihak otoritas, orde lama,
maupun orde baru. Tidak seperti tudingan orang-orang yang
tidak mengerti sejarah esensi perjuangan amar ma’ruf nahi
munkar-nya, mereka menuding bahwa Syeikh Nurhasan Al-
Ubaidah rahimahullah ingin mendirikan ‘negara dalam negara’.
Tapi sampai hari wafatnya, hal tesebut bahkan sama sekali
tidak terbukti.
Kaidah keislaman para muslimin di Indonesia pada waktu itu
dinilai masih banyak terikat dengan kelakuan-kelakuan
peribadatan yang sebenarnya bertentangan dengan aturan-
aturan Allah dan Rasul shallallahu ‘alaihi wassalaam dengan
pemaparan dalil-dalil syar’i olehnya. Era ini disebut-sebut
sebagai era “Babat Alas” [1]. Suatu masa dimana perjalanan
amar ma’ruf nahi munkar Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah kepada
sanak famili, teman-teman, dan sejawat-sejawat ulama dilalui
dengan berbagai rintangan fisik maupun metafisik, sebagai
hasil dari metode amar ma’ruf nahi munkar-nya yang dikenal
keras. Beliau berpesan kepada para santrinya bahwa
terkadang amar ma’ruf nahi munkar itu memerlukan sikap
yang tegas. Beliau pun sangat bertanggung jawab terhadap
reaksi masyarakat atas metode-nya itu, dan memberi
gambaran metode “babat alas” tersebut seperti ini:
“gambarannya seperti ada orang yang tertidur di bantalan rel
kereta api, sudah berkali-kali diperingatkan / diteriaki bahwa
ada kereta yang akan lewat, ia malah terlelap tidur. Akhirnya
si orang tidur tadi dibangunkan dengan cara paksa, yakni
dengan diseret ke tepi agar ia selamat. Meski pada awalnya
orang yang tertidur tadi marah-marah karena diseret paksa,
namun bilamana ia sadar bahwa justru ia diselamatkan
hidupnya, insya Allah ia akan berterima kasih”.
Sering kali syeikh memberi motivasi kepada para santrinya
yang menemui banyak rintangan dan cobaan atas ‘hasil jerih
payah’-nya beramar ma’ruf nahi munkar dengan beberapa
gandangan (bahasa Jawa: senandung) yang salah satunya
adalah gandangan “kembang turi”. Isinya kurang lebih begini:
“kembang turi lak melok-melok, sego wadang sisane sore, ora
peduli wong alok-alok, sandang pangan lak golek dewe”.
Intisarinya adalah: jangan jatuh mental dalam beramar ma’ruf
nahi munkar, jangan pedulikan orang lain yang mengolok-olok,
toh urusan sandang dan pangan kita mencari sendiri, dan
tidak meminta-minta kepada mereka yang mengolok-olok.
Meski terkesan remeh, namun gandangan seperti ini
merupakan warisan tradisi kejenakaan yang cerdas ala kyai-
kyai tradisional tanah Jawa dalam berkelakar namun memiliki
arti dan filosofi yang sangat dalam. Semisal teka-teki longan
(bahasa Jawa: kolong meja atau kolong tempat tidur).
“Apakah longan itu tetap ada jika meja atau tempat tidur
dipindahkan? Jadi, apakah longan itu benar-benar ada?”. Atau
semisal KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang pernah
berkelakar pada acara pembukaan website Akbar Tandjung:
“Kenapa setiap orang berpidato selalu menyatakan: Mari kita
panjatkan syukur? Memangnya (si) Syukur nggak bisa manjat
sendiri?” (Fachry Ali, Gatra, Mei 2008).
Meski dijuluki mustadid (orang yang luar biasa) oleh sejawat-
sejawat ulama, Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah rahimahullah
bukanlah termasuk orang yang jummud (kaku), terkadang
syeikh menghibur santri-santrinya sebagaimana cerita yang
berkembang seperti; pernah suatu ketika dalam
membangunkan santri-santrinya untuk sholatul lail atau
sholat malam (tahajjud), syeikh tidak segan-segan berjoget
menghibur santri-santrinya yang masih terkantuk-kantuk
dengan sapu ijuk, yang syeikh gambarkan sebagaimana kuda
lumping. Dari hal itulah tersirat, syeikh mencontohkan kepada
santri-santrinya, bahwa dalam suasana apapun orang-orang
yang menegakkan hujjatullah harus tetap gembira dan ceria,
mesti dalam kondisi yang membencikan, atau dalam kondisi
sedang mendapat cobaan sekalipun dari Allah Ta’ala.
Sebagaimana anggota pramuka yang selalu menghibur dirinya
di kala apapun: “buat apa susah? buat apa susah? susah itu
tak ada gunanya”.
Masih teringat dari beberapa saksi sejarah perjalanan era
“babat alas” semisal Al-Hafidz Syeikh Su’udi Ridwan
rahimahullah, maupun Syeikhul Hadits Kasmudi As-Shiddiqqy
bercerita bahwa seringkali Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah
menerima banyak ‘bingkisan’ dari orang-orang, bahkan ulama-
ulama tradisional yg tidak sepaham dengannya berupa teluh,
santet, dan benda-benda ‘terbang’ aneh lainnya yang tidak
bisa diterima oleh akal sehat manusia modern. Semua itu
Beliau hadapi dengan sabar, tawakkal, serta yang paling
penting adalah doa. Tentang doa kepada Allah Ta’ala, dari
penuturan Syeikh Nur Asnawi rahimahullah, salah satu rekan
menuntut ilmunya di Mekkah-Medinah dulu, menceritakan
bahwa syeikh sangat yakin akan doanya kepada Allah Ta’ala.
Pernah suatu ketika di Mekkah, ada seorang temannya
kelaparan tidak punya beras (makanan) untuk dimasak,
akhirnya Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah berdoa agar Allah
Ta’ala memberikan beras yang bisa untuk dimasak saat itu
juga. Walhasil, doanya maqbul. Allah Ta’ala mengabulkan
permintaannya!. Bagi kita yang awam memang agak sulit
menerima cerita-cerita ‘tidak masuk akal’ semacam ini.
Namun kenyataannya memang demikian, apalagi cerita ini
diperoleh dari saksi hidup kala itu, Syeikh Nur Asnawi
rahimahullah. Bahkan salah satu santrinya yang saat ini telah
menjadi salah satu ulama di Pondok Pesantren Kertosono,
Ustadz Ubaid Khairi, pernah punya pengalaman spiritual yang
sama seperti Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah, yakni langsung
dikabulkan doanya semasa ia dan keluarga sedang
menghadapi kesulitan ekonomi. “Setelah bermunajat di dalam
bis kota yang mangantar saya dan anak istri pulang ke
rumah. Allah langsung memberi saya uang tunai. Bahkan
saya dan keluarga bisa mempergunakan uang itu untuk
keperluan sehari-hari selama kurang lebih 2 (dua) bulan...”,
tuturnya tatkala ia didapuk (bahasa Jawa: dinobatkan)
sebagai salah satu penyampai materi pada camping Cinta
Alam Indonesia di Cikole, Bandung, beberapa tahun silam.
Cerita yang sama, di zaman yang berbeda. Believe it or not.
Pada akhirnya sebagai manusia biasa, Syeikh Nurhasan Al-
Ubaidah rahimahullah dipanggil menghadap Yang Maha
Kuasa pada Februari 1982 dan dimakamkan di pemakaman
keluarga, Marga Kaya, Karawang, Jawa Barat. Namun
demikian warisan semangatnya untuk menegakkan
kalimatullah di negeri ini, agar Allah dan Rasul shallallahu
‘alaihi wassalaam tidak didustakan oleh setiap manusia, tetap
ada dalam diri sanubari masing-masing generasi penerus
pejuang agama yang secara ilmu-pun masih terlampau jauh
ketimbang Beliau, yang diberi julukan mustadid (orang yang
luar biasa). Luar biasa, karena Beliau al-Hafidz, menguasai
bacaan Qiraatus-Sab’ah, mufassir yang mumpuni, menguasai
Mustholah Hadits, menguasai ilmu alat, mengerti taraf ilmu
dari terminologi wajib, sunnah, makruh, mubah, menguasai
ilmu dari 49 perowi hadits beserta sanad-nya yang muttashil
sampai Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalaam,
gemar bekerja keras, tidak pernah takut dengan kondisi
kehidupan apapun kecuali hanya takut kepada Allah Ta’ala,
seorang hamba yang sangat percaya qodarullah dan nashrun
minallah, ahli dalam berdoa, ulama yang dicintai santri-
santrinya sekaligus dibenci oleh orang-orang yang belum bisa
menerima al-Haqq ini secara utuh dan murni, dan lain-lain.
Namun jangan lupa satu hal, semua izzah itu didapatkannya
atas dasar usaha, kerja keras, dan kecintaannya terhadap al-
Haqq, tidak didapatkannya dengan cara santai, bersenda
gurau, main-main (lahan), atau dengan istirahatnya badan.
Beliau menimba ilmu agama ini sekitar 10 tahun di Mekkah-
Medinah, dimulai pada tahun 1930-an sampai tahun 1941.
Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah tetaplah seorang hamba Allah
Ta’ala yang memiliki kekurangan. Namun kebajikan
kebajikannya-lah yang mesti diambil sebagai manfaat agar
berkah Allah Ta’ala tetap atas kita semua. “khoirun naasi
man yanfa’uhum lin naas”, “sebaik-baiknya manusia adalah
yang banyak memberi manfaat kepada manusia lainnya”.
Tahun berganti, zaman pun berubah. Dimana manhaj (metode
dakwah) Darul Hadits yang pertama kali datang pada tahun
1941 di Indonesia, justru saat ini telah banyak orang dan
kelompok dakwah yang mengadopsinya. Diakui atau tidak,
dari beberapa ulasan dan website islam yang mudah
ditelusuri, banyak individu-individu dan ulama-ulama zaman
ini yang pada akhirnya secara jujur maupun tidak, mengerti
bahwa pergerakan dakwah islamiyah mereka mempunyai
kemiripan dengan apa yang dulu digerakkan oleh Syeikh
Nurhasan Al-Ubaidah sejak tahun 1941 di Indonesia, yaitu
merujuk pada tata cara ibadah ummat islam yang hakiki, yang
wajib, yang menurut sumber aslinya: Qur’an dan Hadits, tanpa
harus tercampur aduk dengan adat istiadat warisan ummat
Hindu-Buddha atau Animisme-Dinamisme di Indonesia, yang
justru bisa menjadikan agama islam ini semakin jauh dari
kemurniannya. Padahal jelas dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala
memerintahkan agar kita selalu memurnikan agamanya...
“mukhlishiina lahud diin”
Dalam salah satu buku terbitan Madani Institute, manhaj yang
berasal dari Jazirah Arab dan diwariskan oleh Syeikh
Nurhasan Al-Ubaidah rahimahullah ini, dimasukkan ke dalam
konteks pergerakan salafiyyah (salafism). Yaitu pergerakan
islam yang menomorsatukan pemurnian islam, yang
sebagaimana Rasullullah shallallahu ‘alaihi wassalaam dan
sahabat-sahabatnya contohkan, sebelum akhirnya islam
sendiri terpecah belah. Dengan kata lain, manhaj yang
merujuk pada tata cara ibadah dari 3 generasi awal
datangnya islam.
Apakah manhaj yang diadopsi oleh Darul Hadits ini disebut
ahlussunnah wal jamaah, salafiyyah, atau wahhabiyyah,
bukan merupakan issue yang substansial. Sebab
sebagaimana kutipan nasehat Syeikh Salih Fauzan
rahimahullah, “siapapun bisa menyandang gelar salafiyyun
atau ahlussunnah wal jamaah, namun yang penting adalah
esensinya ibadahnya”. Tapi lucunya, kabarnya Darul Hadits
dulu sempat diberi beberapa julukan yang nyeleneh oleh
orang-orang yang tidak sepaham, dengan julukan semisal:
Jamaah mbah Syuro, Jamaah Takfir, Neo-Khawarij, Islam
Puritan, Islam Jawa, Islam Murni, Wahhabi, PKI putih, dan
lain-lain. Namun hal itu tidak lantas menyurutkan potensi
amar ma’ruf nahi munkar sampai saat ini. Karena memang
itulah cobaan menjadi manusia yang beriman secara
konsekuen kepada Allah Ta’ala. Sangat cocok dengan dalil
ini... “huffatul jannati bil makarih, wa huffatun naari bis
syahwat”, “surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang
membencikan... dan seterusnya”. Artinya, tidak mudah
mencari surga Allah Ta’ala. Pasti ada rintangan dan cobaan.
Namun pastinya, hingga sekarang soal penjulukan, gelar, atau
penisbatan, kosa kata al-Manshuuriin, atau Thaifah al-
Manshuurah (golongan yang mendapat pertolongan Allah
Ta’ala) lebih disukai bagi hampir seluruh individu generasi
penerus Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah, daripada penggunaan
kosa kata Salafi, Wahhabi, Ahlussunnah Wal Jamaah,
Madzhabiyyah, atau penisbatan lainnya. Sesuai pula dengan
dalil dalam kitabullah yang menyebutkan... “haqqun ‘alaina
nunjil mu’miniina”, dan hujjah ini... “maa yaf’alullohu bi
‘adzaabikum in syakartum wa aamantum”, “wajib atas Kami
(Allah) menolong orang-orang yang beriman”, dan lain-lain.
Tidak masalah dengan urusan julukan, karena pada akhirnya,
yang penting adalah bagaimana tata cara ibadah kita kepada
Allah Ta’ala. Julukan apapun tidak bisa dijadikan bekal bagi
seseorang untuk berhasil masuk surga, dan terselamatkan
dari api neraka. Hanya amal ibadah dan atas rahmatNya-lah
yang menjadi penentu suksesnya manusia di kehidupan
akhirat nanti kelak.
Demikian sekilas cerita mengenai sosok Syeikh Nurhasan Al-
Ubaidah rahimahullah, yang mungkin hal ini bisa jadi
merupakan suatu ikhtiar pemulihan nama baik terhadap
berita-berita miring yang selama ini berkembang mengenai
diri dan metode dakwahnya, yang pada kenyataannya malah
bertentangan dengan apa yang telah syeikh perjuangkan
sampai akhir hayatnya. Suatu ikhtiar yang diilhami oleh “Surat
Surat Bersih Diri Muhammad bin Abdil Wahhab”.
Sehubungan dengan hal ini, sebagai referensi agar kita lebih
mengerti seperti apakah sosok seorang ‘alim ulama (ahli
ilmu) yang dipandang berkualitas, hebat, atau mumpuni, Imam
al-Shatibi rahimahullah lebih jauh telah menarik kesimpulan,
bahwa ada 3 (tiga) karakteristik pokok seorang ulama yang
dipandang berkualitas, hebat, atau mumpuni:
1) Ia melaksanakan apa-apa yang ia ucapkan/ajarkan.
Telah terbukti bahwa Beliau selalu konsekuen menjalankan
apa-apa yang ia ajarkan kepada santri-santrinya, tentunya
semua yang sesuai dengan kaidah Qur’an, Hadits, Ijma’, dan
Qiyas yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan Allah-
Rasul. Bahkan para santrinya meniru apa saja yang Beliau
lakukan dalam beribadah kepada Allah, dikarenakan mereka
(santri) yakin bahwa amalan Beliau tidak lepas dari Qur’an
dan Hadits. Hal tersebut bukan termasuk taklid membabi
buta, karena selalu diiringi dengan ilmu. Bahkan menurut
kesaksian para orang-orang terdahulu yang pernah se-zaman
dengannya, Beliau mengeluarkan sayembara yang berlaku
sampai akhir hayatnya: Beliau bersedia memberikan motor
bagi siapapun yang mengetahui bahwa ada amal
perbuatannya yang tidak sesuai dengan aturan Allah dan
Rasul shallallahu ‘alaihi wassalaam. Subhanallah.
2) Ia sendiri mendapat ilmu langsung dari ulama-ulama
terpercaya dan mumpuni dalam kapasitasnya sebagai ahli
ilmu.
Dalam sanad-nya secara tersurat beliau langsung menimba
ilmu atau berguru langsung dengan para Masyaikh Darul
Hadits Mekkah Al-Mukarramah yang mu’tabar semisal Syeikh
Umar Hamdan (Abu Hafs Umar ibn Hamdan ibn Umar ibn
Hamdan al-Mahrasi At-Tunisi Al-Maghribi al-Madani Al-Maki
rahimahullah), atau Syeikh Abu Samah Abdul Dhohir
(Muhammad Abdul Dhohir ibn Muhammad Nuruddin Abu
Samah At-Talini Al-Mishri Al-Makki), dan lain-lain secara
manqul [2] (as-sama’ dan munawalah).
3) Santri-santrinya mengikuti apa yang ia ajarkan. Jika santri-
santrinya malah cenderung meninggalkannya, hal ini otomatis
menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan apa
yang ia ajarkan. (ibid)
Alhamdulillah hingga saat ini semakin banyak individu-
individu, yang atas jasa Beliau pula lah, saat ini mereka telah
menjadi mubaligh-mubalighot yang tersebar tidak hanya di
Indonesia, namun juga di negara-negara regional seperti
Australia, Singapura, Malaysia, Suriname, Vietnam. Bahkan
ilmu yang dibawanya dulu dari Mekkah-Medinah, saat ini
telah sampai pula di benua Amerika dan Eropa. Mereka tetap
memegang apa yang telah syeikh ajarkan kepada mereka,
yaitu ilmu agama yang murni berdasarkan Qur’an dan Hadits
secara manqul, musnad, dan muttashil. Mereka tetap
memiliki kesamaan pergerakan dakwah seperti Syeikh
Nurhasan Al-Ubaidah: amar ma’ruf nahi munkar, basyiiran wa
nadziiran, dan lillahi ta’ala demi tujuan mulia: “wa tilkal
jannatul-latii uurits-tumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun”, “dan
demikian surga itu diwariskan sebab apa-apa yang kalian
perbuat (di dunia)”.
Mudah-mudahan semangat al-Manshuuriin yang pernah
dicontohkan Syeikh Nurhasan Al-Ubaidah ini tetap melekat
pada diri generasi penerus mu’miniin yang mencintai Allah
dan Rasul shallallahu ‘alaihi wassalaam diatas segalanya.
Amiin Yaa Dzal Jalaali Wal Ikram. Mohon maaf bilamana ada
kesalahan. Semua kesalahan dalam penulisan ini pastinya
berasal dari diri penulis, namun semua kebenaran tetap
berasal dari Allah Ta’ala.
Wallahu Musta’an.
Walaa hawlaa walaa quwwata illa billah.
glossary
[1] Babat Alas: istilah dalam bahasa Jawa yang arti
harfiahnya adalah “pembukaan lahan hutan” yang bisa
dipergunakan sebagai lahan pertanian, atau agar bisa
dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna lainnya semisal
perumahan, dan lain-lain.
[2] Manqul means transmitted sciences. It includes
knowledge which is understood through study and by going
back to the founder of the science and his/her followers
through a recognised chain of transmission (isnad). It
includes religious science, for example, ‘ilm Al-Hadith, the
Science of the Hadith. (Egyptian Science in Medieval Arabic
Sources).
Oleh: Teguh Prayogo http://Teguh354.blogspot.com
Jumat, 22 Agustus 2014
Menganalisa nash-nash Al-Kitab dan As-Sunnah.
Lur, bila anda sering mampir ke situs-situs Islami yang ada saat ini,
mungkin anda akan menjumpai suatu kelompok muslim (meski tidak
pernah mau mengakui sebagai kelompok) yang giat sekali berdakwah
dengan cara-cara "unik". Ya, unik karena kebanyakan mereka lebih
mengedepankan ego, urat syaraf, dan anti menerima nasehat bil
ma'ruf dari selain "kelompok"-nya, kecuali yang nasehat adalah para
syaikh dari daratan Hijaz
Kelompok muslim ini selalu mengaku bahwa merekalah satu-satunya
pengusung dakwah Islamiyyah yang benar menurut manhaj salafus
sholih (3 generasi awal umat Islam). Namun dari hasil penelitian
beberapa rekan termasuk saya pribadi, terkadang apa yang mereka
lakukan untuk syiar Islam, ternyata masih jauh dari dakwah hikmah
bil hal wa bil qoul. Dari beberapa pengamatan langsung teman-
teman kami di Indonesia terhadap kelompok "minoritas" ini, dapat
ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi missing link bahkan diantara
sesama kelompok yang se-aliran ini. Adapun aliran islam ini sering
disebut dengan istilah salafi.
Salafi merupakan klaim orang-orang yang beristinbath pada manhaj
salafus sholih, yang ternyata masih terlalu agung untuk disematkan
kepada beberapa kelompok muslim yang lebih mengutamakan akal
dan menisbikan realitas yang ada, khususnya di bumi Indonesia ini.
Semua ijtihad dari Saudi Arabia, Yaman, Kuwait, atau negara-negara
Timur Tengah lainnya coba mereka terapkan secara membabi buta di
negara yang sangat majemuk ini. Majemuk adat, budaya, bahasa,
pemikiran, geografis, dan akar politiknya.
Mengapa saya sebut mengutamakan akal? bukankah semua ucapan
mereka itu selalu berdasarkan dalil-dalil shohih?. Ya, benar, semua
yang mereka ucapkan/tulis mungkin berdasarkan dalil-dalil haqq
firman Alloh dan sunnah Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam.
Namun sebagian mereka ternyata belum sepenuhnya benar-benar
mengerti hakikat ikhtilaf pada tingkat cabang Islam dan ijtihad. Jadi
menurut akal dan pemahaman mereka, apa yang ada di Makkah dan
Madinah sana, WAJIB 100% diterapkan sama dengan di negara-
negara lain di muka bumi. Harus sama plek! Inilah yang saya sebut
akal-akalan mereka. Padahal diinul islam ini meski tegas, namun
tidaklah sempit sebagaimana yang mereka bayangkan.
Sebagai contoh, coba perhatikan apa yang pernah dinasehatkan
Syaikh Utsaimin mengenai ijtihad, yang tentu bisa saja terjadi
perbedaan, meski masih banyak orang awam yang belum mengerti
hal semacam ini:
Bilakah Diakuinya Perbedaan Pendapat?
Syaikh Ibnu Utsaimin
Pertanyaan:
Kapan diakuinya perbedaan pendapat dalam masalah agama?
Apakah perbedaan pendapat terjadi pada setiap masalah atau hanya
pada masalah-masalah tertentu? Kami mohon penjelasan.
Jawaban:
Pertama-tama perlu diketahui, bahwa perbedaan pendapat di
kalangan ulama umat Islam ini adalah yang terlahir dari ijtihad,
karena itu, tidak membahayakan bagi yang tidak mencapai
kebenaran.
Nabi ﺻﻠﯽ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ telah bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﺣَﻜَﻢَ ﺍْﻟﺤَﺎﻛِﻢُ ﻓَﺎﺟْﺘَﻬَﺪَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺻَﺎﺏَ ﻓَﻠَﻪُ ﺃَﺟْﺮَﺍﻥِ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺣَﻜَﻢَ ﻓَﺎﺟْﺘَﻬَﺪَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺧْﻄَﺄَ ﻓَﻠَﻪُ
ﺃَﺟْﺮٌ
"Jika seorang hakim memutuskan lalu berijtihad, kemudian ia benar,
maka ia mendapat dua pahala. Dan jika ia memutuskan lalu
berijtihad kemudian salah, maka ia mendapat satu pahala."
(HR. Al-Bukhari dalam Al-I'tisham (7325).
Rujukan: Dari fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin yang beliau tanda tangani.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2, penerbit Darul Haq.
Maka, bagi yang telah jelas baginya yang benar, maka ia wajib
mengikutinya. Perbedaan pendapat yang terjadi di antara para
ulama umat Islam tidak boleh menyebabkan perbedaan hati, karena
perbedaan hati bisa menimbulkan kerusakan besar, sebagaimana
firman Allah, "Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar." (Al-Anfal: 46).
Perbedaan pendapat yang diakui oleh para ulama, yang kadang
dinukil (dikutip) dan diungkapkan, adalah perbedaan pendapat yang
kredibel dalam pandangan. Adapun perbedaan pendapat di kalangan
orang-orang awam yang tidak mengerti dan tidak memahami, tidak
diakui. Karena itu, hendaknya orang awam merujuk kepada ahlul
ilmi,
sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ , "Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui." (An-Nahl: 43).
Kemudian pertanyaan penanya, apakah perbedaan ini terjadi dalam
setiap masalah?
Jawabnya:
Tidak demikian. Perbedaan ini hanya pada sebagian masalah.
Sebagian masalah disepakati, tidak ada perbedaan, alhamdulillah,
tapi sebagian lainnya ada perbedaan pendapat karena hasil ijtihad,
atau sebagian orang lebih tahu dari yang lainnya dalam
menganalisa nash-nash Al-Kitab dan As-Sunnah. Di sinilah
terjadinya perbedaan pendapat. Adapun dalam masalah-masalah
pokok, sedikit sekali terjadi perbedaan pendapat.
bilamana ada sebagian orang awam yang berkelakuan layaknya ulama-
ulama yang telah memiliki banyak ilmu, faqih, dan memiliki wewenang
untuk meng-hajr sebagian muslimin lainnya, ketahuilah, bisa jadi
mereka sebagaimana yang telah Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam
peringatkan kepada kita mengenai kaum akhir zaman seperti ini:
ﺳﻴﺨﺮﺝ ﻓﻲ ﺃﺧﺮ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻗﻮﻡ ﺃﺣﺪﺍﺙ ﺍﻷﺳﻨﺎﻥ ﺳﻔﻬﺎﺀ ﺍﻷﺣﻼﻡ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻣﻦ ﺧﻴﺮ ﻗﻮﻝ
ﺍﻟﺒﺮﻳﺔ ﻳﻘﺮﺃﻭﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻻ ﻳﺠﺎﻭﺯ ﺣﻨﺎﺟﺮﻫﻢ ﻳﻤﺮﻗﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻛﻤﺎ ﻳﻤﺮﻕ ﺍﻟﺴﻬﻢ ﻣﻦ
ﺍﻟﺮﻣﻴﺔ. ﻓﺈﺫﺍ ﻟﻘﻴﺘﻤﻮﻩ ﻓﺎﻗﺘﻠﻮﻫﻢ ﻓﺈﻥ ﻓﻲ ﻗﺘﻠﻬﻢ ﺃﺟﺮﺍ ﻟﻤﻦ ﻗﺘﻠﻬﻢ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ .
“Akan keluar pada akhir zaman, suatu kaum, umurnya masih muda,
rusak akalnya, mereka bertutur dengan manis. Mereka membaca al Qur-
an, namun tidak melebihi kerongkongannya. Mereka terlepas dari agama
bagai terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian
menemuinya, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran pada hari
Kiamat nanti bagi mereka yang membunuh kaum tersebut” - HR.
Bukhari (3611), HR. Muslim (1066).
mungkin anda akan menjumpai suatu kelompok muslim (meski tidak
pernah mau mengakui sebagai kelompok) yang giat sekali berdakwah
dengan cara-cara "unik". Ya, unik karena kebanyakan mereka lebih
mengedepankan ego, urat syaraf, dan anti menerima nasehat bil
ma'ruf dari selain "kelompok"-nya, kecuali yang nasehat adalah para
syaikh dari daratan Hijaz
Kelompok muslim ini selalu mengaku bahwa merekalah satu-satunya
pengusung dakwah Islamiyyah yang benar menurut manhaj salafus
sholih (3 generasi awal umat Islam). Namun dari hasil penelitian
beberapa rekan termasuk saya pribadi, terkadang apa yang mereka
lakukan untuk syiar Islam, ternyata masih jauh dari dakwah hikmah
bil hal wa bil qoul. Dari beberapa pengamatan langsung teman-
teman kami di Indonesia terhadap kelompok "minoritas" ini, dapat
ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi missing link bahkan diantara
sesama kelompok yang se-aliran ini. Adapun aliran islam ini sering
disebut dengan istilah salafi.
Salafi merupakan klaim orang-orang yang beristinbath pada manhaj
salafus sholih, yang ternyata masih terlalu agung untuk disematkan
kepada beberapa kelompok muslim yang lebih mengutamakan akal
dan menisbikan realitas yang ada, khususnya di bumi Indonesia ini.
Semua ijtihad dari Saudi Arabia, Yaman, Kuwait, atau negara-negara
Timur Tengah lainnya coba mereka terapkan secara membabi buta di
negara yang sangat majemuk ini. Majemuk adat, budaya, bahasa,
pemikiran, geografis, dan akar politiknya.
Mengapa saya sebut mengutamakan akal? bukankah semua ucapan
mereka itu selalu berdasarkan dalil-dalil shohih?. Ya, benar, semua
yang mereka ucapkan/tulis mungkin berdasarkan dalil-dalil haqq
firman Alloh dan sunnah Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam.
Namun sebagian mereka ternyata belum sepenuhnya benar-benar
mengerti hakikat ikhtilaf pada tingkat cabang Islam dan ijtihad. Jadi
menurut akal dan pemahaman mereka, apa yang ada di Makkah dan
Madinah sana, WAJIB 100% diterapkan sama dengan di negara-
negara lain di muka bumi. Harus sama plek! Inilah yang saya sebut
akal-akalan mereka. Padahal diinul islam ini meski tegas, namun
tidaklah sempit sebagaimana yang mereka bayangkan.
Sebagai contoh, coba perhatikan apa yang pernah dinasehatkan
Syaikh Utsaimin mengenai ijtihad, yang tentu bisa saja terjadi
perbedaan, meski masih banyak orang awam yang belum mengerti
hal semacam ini:
Bilakah Diakuinya Perbedaan Pendapat?
Syaikh Ibnu Utsaimin
Pertanyaan:
Kapan diakuinya perbedaan pendapat dalam masalah agama?
Apakah perbedaan pendapat terjadi pada setiap masalah atau hanya
pada masalah-masalah tertentu? Kami mohon penjelasan.
Jawaban:
Pertama-tama perlu diketahui, bahwa perbedaan pendapat di
kalangan ulama umat Islam ini adalah yang terlahir dari ijtihad,
karena itu, tidak membahayakan bagi yang tidak mencapai
kebenaran.
Nabi ﺻﻠﯽ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ telah bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﺣَﻜَﻢَ ﺍْﻟﺤَﺎﻛِﻢُ ﻓَﺎﺟْﺘَﻬَﺪَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺻَﺎﺏَ ﻓَﻠَﻪُ ﺃَﺟْﺮَﺍﻥِ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺣَﻜَﻢَ ﻓَﺎﺟْﺘَﻬَﺪَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺧْﻄَﺄَ ﻓَﻠَﻪُ
ﺃَﺟْﺮٌ
"Jika seorang hakim memutuskan lalu berijtihad, kemudian ia benar,
maka ia mendapat dua pahala. Dan jika ia memutuskan lalu
berijtihad kemudian salah, maka ia mendapat satu pahala."
(HR. Al-Bukhari dalam Al-I'tisham (7325).
Rujukan: Dari fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin yang beliau tanda tangani.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2, penerbit Darul Haq.
Maka, bagi yang telah jelas baginya yang benar, maka ia wajib
mengikutinya. Perbedaan pendapat yang terjadi di antara para
ulama umat Islam tidak boleh menyebabkan perbedaan hati, karena
perbedaan hati bisa menimbulkan kerusakan besar, sebagaimana
firman Allah, "Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar." (Al-Anfal: 46).
Perbedaan pendapat yang diakui oleh para ulama, yang kadang
dinukil (dikutip) dan diungkapkan, adalah perbedaan pendapat yang
kredibel dalam pandangan. Adapun perbedaan pendapat di kalangan
orang-orang awam yang tidak mengerti dan tidak memahami, tidak
diakui. Karena itu, hendaknya orang awam merujuk kepada ahlul
ilmi,
sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ , "Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui." (An-Nahl: 43).
Kemudian pertanyaan penanya, apakah perbedaan ini terjadi dalam
setiap masalah?
Jawabnya:
Tidak demikian. Perbedaan ini hanya pada sebagian masalah.
Sebagian masalah disepakati, tidak ada perbedaan, alhamdulillah,
tapi sebagian lainnya ada perbedaan pendapat karena hasil ijtihad,
atau sebagian orang lebih tahu dari yang lainnya dalam
menganalisa nash-nash Al-Kitab dan As-Sunnah. Di sinilah
terjadinya perbedaan pendapat. Adapun dalam masalah-masalah
pokok, sedikit sekali terjadi perbedaan pendapat.
bilamana ada sebagian orang awam yang berkelakuan layaknya ulama-
ulama yang telah memiliki banyak ilmu, faqih, dan memiliki wewenang
untuk meng-hajr sebagian muslimin lainnya, ketahuilah, bisa jadi
mereka sebagaimana yang telah Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam
peringatkan kepada kita mengenai kaum akhir zaman seperti ini:
ﺳﻴﺨﺮﺝ ﻓﻲ ﺃﺧﺮ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻗﻮﻡ ﺃﺣﺪﺍﺙ ﺍﻷﺳﻨﺎﻥ ﺳﻔﻬﺎﺀ ﺍﻷﺣﻼﻡ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻣﻦ ﺧﻴﺮ ﻗﻮﻝ
ﺍﻟﺒﺮﻳﺔ ﻳﻘﺮﺃﻭﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻻ ﻳﺠﺎﻭﺯ ﺣﻨﺎﺟﺮﻫﻢ ﻳﻤﺮﻗﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻛﻤﺎ ﻳﻤﺮﻕ ﺍﻟﺴﻬﻢ ﻣﻦ
ﺍﻟﺮﻣﻴﺔ. ﻓﺈﺫﺍ ﻟﻘﻴﺘﻤﻮﻩ ﻓﺎﻗﺘﻠﻮﻫﻢ ﻓﺈﻥ ﻓﻲ ﻗﺘﻠﻬﻢ ﺃﺟﺮﺍ ﻟﻤﻦ ﻗﺘﻠﻬﻢ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ .
“Akan keluar pada akhir zaman, suatu kaum, umurnya masih muda,
rusak akalnya, mereka bertutur dengan manis. Mereka membaca al Qur-
an, namun tidak melebihi kerongkongannya. Mereka terlepas dari agama
bagai terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian
menemuinya, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran pada hari
Kiamat nanti bagi mereka yang membunuh kaum tersebut” - HR.
Bukhari (3611), HR. Muslim (1066).
DR. M. Syafi’i Mufid, MA - Peneliti, Departemen Agama - Republik Indonesia
5. DR. M. Syafi’i Mufid, MA - Peneliti,
Departemen Agama - Republik Indonesia
LDII Sekarang Ibarat Teori
Gelombang
LDII yang saya ketahui itu kan sebuah organisasi Islam. Yang
awalnya dari LEMKARI kemudian menjadi LDII. Nah,
sebelumnya ada yang namanya Islam Jama’ah. Sebelum
Islam Jama’ah, ada yang namanya Darul Hadits. Jadi, itu
proses dimulainya sebuah tafsir terhadap ajaran-ajaran Islam
tentang imamah (tentang jama’ah) kemudian
implementasinya dalam bentuk gerakan, yang namanya
gerakan Islam Jama’ah atau Darul Hadits.
Sebetulnya, ajaran inti dari yang kita kenal Islam Jama’ah itu
adalah mengenai kejama’ahan dan keimamahan. Apa yang
dipahami dari kawan-kawan Islam Jama’ah itu adalah atsar-
nya dari Sayidina Umar yaitu la islama illa bil jama’ah
walajamaata illa bil imamah wala imamata illa bithoah wala
thoata illa bil bai’at. Kemudian mamata laisa lahu biatun
mata mitatan jahiliyatan, haditsnya maupun atsarnya itu,
lazim di kalangan umat Islam. Tidak merupakan sesuatu yang
aneh, artinya masyhur (umum, dikenal). Yang menjadi aneh
pada waktu itu adalah, kalau orang tidak masuk jama’ah,
mereka itu dianggap bukan Islam. Itu masalahnya. Nah, ini
kekeliruan penafsiran yang banyak dilakukan oleh kelompok-
kelompok. Kemudian oleh Majelis Ulama Indonesia dikatakan
sebagai kelompok sesat. Itu adalah klaim kebenaran yang
hanya ada pada mereka. La islama illa bil jama’ah. Kata-kata
jama’ah itu hanya untuk Darul Hadits, Islam Jama’ah. Kan
begitu awalnya. Mestinya tidak begitu. Jadi, Islam Jama’ah
adalah Al jama’ah min jamaatul muslimin. Jadi, satu jama’ah
dari jama’ah-jama’ahnya umat Islam. Umat Islam itu banyak
jama’ahnya. Tidak satu-satunya. Nah, disini yang menjadi
krusial itu.
Bai’at itu, kalau kita kembali kepada sejarah sirah nabawiyah
itu, kan ada bai’at aqobah, ada bai’atur ridwan. Nah, itu
berbeda. Bai’at yang pertama itu, bai’at untuk menyatakan
lailaha illallah muhammadurrasulullah, dan dia siap. Di
Aqobah itu, orang Aus dan Hujrat yang datang menghadap
Nabi itu, siap menerima kehadiran Nabi di Madinah,
melindungi Nabi di Madinah, dan siap mengikuti ajaran Nabi
Muhammad. itu bai’at aqobah. Kemudian bai’atur ridwan itu
adalah umat Islam yang siap untuk menghadapi apapun yang
terjadi. Ketika umat Islam mendapatkan berita bahwa utusan
Nabi yang ke Mekkah itu di tahan oleh Quraisy, Utsman
diutus untuk negosiasi dengan orang Quraisy. Waktu itu, Nabi
tidak berkehendak perang, tapi ingin melakukan ibadah haji.
Tapi akhirnya ditolak. Kemudian ada perjanjian. Kemudian
Nabi kembali ke Madinah. Baru kemudian 2tahun berikutnya,
Nabi pergi ke Mekkah. Nah, itu bai’at, dan ada bai’at lagi
yaitu bai’at kepemimpinan ketika khalifah Umar membai’at
Abu Bakar sebagai khalifah. Bai’at itu sebetulnya, ya kalau
bahasa sekarang, bai’at kepada khalifah atau bai’at kepada
khulafaur rosyidin. Ya, demokrasi itu dimana pemilih
menyatakan aku setuju dengan anda. Nah, bai’at yang di LDII
atau yang sejenis itu, hakikatnya adalah sama dengan bai’at
kepada pemimpin. Pemimpinnya sebagai imam yang secara
spesifik itu sama dengan bai’at orang-orang thariqot. Orang-
orang thariqot juga bai’atnya untuk sami’na waatho’na
terhadap guru atau mursyidnya. Nah kalau orang-orang
Jama’ah ini sami’na waatho’na terhadap imamnya, itu sama
dengan tidak masalah. Masih tetap dalam hal-hal yang tidak
bertentangan dengan syari’at. Nah, yang bertentangan adalah
tidak ada imam yang lain kecuali imamku, dan membai’at
imam yang bukan imamku, batal. Itu kafir. Itu yang keliru.
Siapapun yang berpandangan eksklusif semacam itu, keliru.
Dan itu ciri dari jama’ah-jama’ah yang eksklusif seperti itu.
Ajaran manqul itu, sebetulnya ada dalam tradisi ulama-ulama
nusantara, meskipun tidak dikatakan manqul. Itu kan ada
istilah ijazah. Seorang ulama misalnya, saya pernah ngaji
kepada guru saya untuk baca kitab ihya’. Setelah tamat baca
ihya’, itu guru saya (kyai saya itu) memberikan ijazah kepada
murid-muridnya yang mengikuti pengajian itu, termasuk saya,
untuk sahnya membaca ihya’. Nah, saya bisa membaca ihya’,
kayak begini itu dari guru saya. Guru saya itu mendapatkan
kemampuannya itu dari gurunya. Itulah yang namanya
silsilah. Manqul, kalau dipahami sebagai silsilah, kayak
begitu. Biasa, wajar. Persoalannya, manqul itu adalah hadits
yang diajarkan oleh gurunya. Itu sajalah yang benar. Tidak
ada hadits yang benar kecuali yang diajarkan oleh gurunya.
Padahal, jumlah hadits itu kan ratusan ribu. Nah, bagaimana
dia bisa mengatakan hanya gurunya sajalah yang sah untuk
meriwayatkan hadits ini. Kan lagi-lagi eksklusif. Di situ letak
kekeliruannya. Manqul pada umumnya tidak ada masalah,
karena dia tidak beranggapan bahwa hanya dengan jalan
inilah orang bisa masuk syurga. Kecuali, kalau tidak mengikuti
jalan ini, orang masuk neraka, di situ kemudian terjadi doktrin
yang menyesatkan, karena jalan untuk menuju kebenaran itu
banyak. hadits itu banyak. Kitab itu banyak pendapat. Nah,
ini yang mereka itu tidak ada ketika masih dalam gerakan
Islam Jama’ah.
Nah, ketika sudah menjadi LDII, saya sudah mendengar, saya
sudah membaca Keputusan Rakernas LDII tahun 2007 bahwa
memang LDII sudah mengubah paradigma lama dengan
paradigma baru, termasuk ajaran tentang Islam Jama’ah,
ajaran Manqul, ajaran tentang Imamah, Keamiran dan lain
sebagainya sudah dihilangkan. Mereka sudah mengikuti
sawadul a’dhom. Itu tertulis. Nah, sekarang apa iya seperti
itu, tanyakan kepada orang-orang LDII. Sepengetahuan saya,
pernah suatu ketika saya shalat jum’at di Masjid LDII di
daerah Dago (Bandung). Sampai orang-orang sebagian bubar,
saya masih shalat di situ. Kemudian saya pergi. Saya
tinggalkan Masjid itu, tetapi saya pergi ke rumah seorang
teman yang berdekatan dengan masjid itu. Saya yakin
mereka tidak tahu, kalau saya mampir di depan Masjid itu.
Nah di rumah teman itu, saya perhatikan dari rumah jendela
kaca, saya perhatikan betul bahwa tidak ada seorangpun
yang mencuci tempat di mana saya duduk dan saya sujud di
Masjid itu. Karena anggapan bahwa kalau saya bukan
anggota LDII adalah najis atau orang bukan Islam, ternyata
tidak ada sampai akhirnya datang waktu shalat Ashar. Ketika
shalat Ashar, saya datang lagi ke tempat itu. Kemudian saya
memperkenalkan diri. Saya salaman kepada mereka. Lalu
terjadilah dialog. Dia tanya, ”Bapak dari mana?” Saya dari
Departemen Agama, lagi ada Rapat Kerja di Badung.
Kebetulan saya ada keperluan ketemu dengan teman yang
rumahnya dekat sini. Lalu saya shalat disini. ”Saya mau tahu
apakah sudah ada perubahan di kalangan teman-teman di
LDII apa nggak?,” Katanya, kalau ada orang shalat di LDII,
dicuci. Ketika saya lihat sendiri, kok tidak dicuci bekas
tempat saya tadi. Nah itu gimana? Kata mereka, ”Itulah pak,
fitnah yang terjadi, dimana saya mencuci bekasnya orang
shalat, nggak ada, itu fitnah.” Apakah dulu memang pernah
terjadi seperti itu, atau itu memang sudah terjadi perubahan?
”Saya orang LDII yang berhak untuk menjawab.” Pengalaman
saya yang seperti itu tidak sekali saja. Pada waktu lebaran
kemarin, saya juga shalat di Masjid Pantura yang di situ ada
spanduknya yang bertuliskan ”Mengucapkan selamat Idul
Fitri.” Pada kanan kiri spanduk tersebut, ada simbol Majelis
Ulama Indonesia dan simbol LDII. Boleh saya katakan bahwa
Masjid yang saya pakai adalah masjidnya LDII. Ternyata di
situ, yang menjadi Imam Maghrib --waktu itu masih dalam
bulan Ramadhan-- itu bukan orang LDII. Dan orang-orang LDII
yang tinggal di sekitar masjid juga ikut berjama’ah di situ.
Masjid di situ tempat lalu lalang (banyak orang), dan tidak
ada cuci-mencuci itu. Itulah pengalaman saya terhadap LDII.
Departemen Agama - Republik Indonesia
LDII Sekarang Ibarat Teori
Gelombang
LDII yang saya ketahui itu kan sebuah organisasi Islam. Yang
awalnya dari LEMKARI kemudian menjadi LDII. Nah,
sebelumnya ada yang namanya Islam Jama’ah. Sebelum
Islam Jama’ah, ada yang namanya Darul Hadits. Jadi, itu
proses dimulainya sebuah tafsir terhadap ajaran-ajaran Islam
tentang imamah (tentang jama’ah) kemudian
implementasinya dalam bentuk gerakan, yang namanya
gerakan Islam Jama’ah atau Darul Hadits.
Sebetulnya, ajaran inti dari yang kita kenal Islam Jama’ah itu
adalah mengenai kejama’ahan dan keimamahan. Apa yang
dipahami dari kawan-kawan Islam Jama’ah itu adalah atsar-
nya dari Sayidina Umar yaitu la islama illa bil jama’ah
walajamaata illa bil imamah wala imamata illa bithoah wala
thoata illa bil bai’at. Kemudian mamata laisa lahu biatun
mata mitatan jahiliyatan, haditsnya maupun atsarnya itu,
lazim di kalangan umat Islam. Tidak merupakan sesuatu yang
aneh, artinya masyhur (umum, dikenal). Yang menjadi aneh
pada waktu itu adalah, kalau orang tidak masuk jama’ah,
mereka itu dianggap bukan Islam. Itu masalahnya. Nah, ini
kekeliruan penafsiran yang banyak dilakukan oleh kelompok-
kelompok. Kemudian oleh Majelis Ulama Indonesia dikatakan
sebagai kelompok sesat. Itu adalah klaim kebenaran yang
hanya ada pada mereka. La islama illa bil jama’ah. Kata-kata
jama’ah itu hanya untuk Darul Hadits, Islam Jama’ah. Kan
begitu awalnya. Mestinya tidak begitu. Jadi, Islam Jama’ah
adalah Al jama’ah min jamaatul muslimin. Jadi, satu jama’ah
dari jama’ah-jama’ahnya umat Islam. Umat Islam itu banyak
jama’ahnya. Tidak satu-satunya. Nah, disini yang menjadi
krusial itu.
Bai’at itu, kalau kita kembali kepada sejarah sirah nabawiyah
itu, kan ada bai’at aqobah, ada bai’atur ridwan. Nah, itu
berbeda. Bai’at yang pertama itu, bai’at untuk menyatakan
lailaha illallah muhammadurrasulullah, dan dia siap. Di
Aqobah itu, orang Aus dan Hujrat yang datang menghadap
Nabi itu, siap menerima kehadiran Nabi di Madinah,
melindungi Nabi di Madinah, dan siap mengikuti ajaran Nabi
Muhammad. itu bai’at aqobah. Kemudian bai’atur ridwan itu
adalah umat Islam yang siap untuk menghadapi apapun yang
terjadi. Ketika umat Islam mendapatkan berita bahwa utusan
Nabi yang ke Mekkah itu di tahan oleh Quraisy, Utsman
diutus untuk negosiasi dengan orang Quraisy. Waktu itu, Nabi
tidak berkehendak perang, tapi ingin melakukan ibadah haji.
Tapi akhirnya ditolak. Kemudian ada perjanjian. Kemudian
Nabi kembali ke Madinah. Baru kemudian 2tahun berikutnya,
Nabi pergi ke Mekkah. Nah, itu bai’at, dan ada bai’at lagi
yaitu bai’at kepemimpinan ketika khalifah Umar membai’at
Abu Bakar sebagai khalifah. Bai’at itu sebetulnya, ya kalau
bahasa sekarang, bai’at kepada khalifah atau bai’at kepada
khulafaur rosyidin. Ya, demokrasi itu dimana pemilih
menyatakan aku setuju dengan anda. Nah, bai’at yang di LDII
atau yang sejenis itu, hakikatnya adalah sama dengan bai’at
kepada pemimpin. Pemimpinnya sebagai imam yang secara
spesifik itu sama dengan bai’at orang-orang thariqot. Orang-
orang thariqot juga bai’atnya untuk sami’na waatho’na
terhadap guru atau mursyidnya. Nah kalau orang-orang
Jama’ah ini sami’na waatho’na terhadap imamnya, itu sama
dengan tidak masalah. Masih tetap dalam hal-hal yang tidak
bertentangan dengan syari’at. Nah, yang bertentangan adalah
tidak ada imam yang lain kecuali imamku, dan membai’at
imam yang bukan imamku, batal. Itu kafir. Itu yang keliru.
Siapapun yang berpandangan eksklusif semacam itu, keliru.
Dan itu ciri dari jama’ah-jama’ah yang eksklusif seperti itu.
Ajaran manqul itu, sebetulnya ada dalam tradisi ulama-ulama
nusantara, meskipun tidak dikatakan manqul. Itu kan ada
istilah ijazah. Seorang ulama misalnya, saya pernah ngaji
kepada guru saya untuk baca kitab ihya’. Setelah tamat baca
ihya’, itu guru saya (kyai saya itu) memberikan ijazah kepada
murid-muridnya yang mengikuti pengajian itu, termasuk saya,
untuk sahnya membaca ihya’. Nah, saya bisa membaca ihya’,
kayak begini itu dari guru saya. Guru saya itu mendapatkan
kemampuannya itu dari gurunya. Itulah yang namanya
silsilah. Manqul, kalau dipahami sebagai silsilah, kayak
begitu. Biasa, wajar. Persoalannya, manqul itu adalah hadits
yang diajarkan oleh gurunya. Itu sajalah yang benar. Tidak
ada hadits yang benar kecuali yang diajarkan oleh gurunya.
Padahal, jumlah hadits itu kan ratusan ribu. Nah, bagaimana
dia bisa mengatakan hanya gurunya sajalah yang sah untuk
meriwayatkan hadits ini. Kan lagi-lagi eksklusif. Di situ letak
kekeliruannya. Manqul pada umumnya tidak ada masalah,
karena dia tidak beranggapan bahwa hanya dengan jalan
inilah orang bisa masuk syurga. Kecuali, kalau tidak mengikuti
jalan ini, orang masuk neraka, di situ kemudian terjadi doktrin
yang menyesatkan, karena jalan untuk menuju kebenaran itu
banyak. hadits itu banyak. Kitab itu banyak pendapat. Nah,
ini yang mereka itu tidak ada ketika masih dalam gerakan
Islam Jama’ah.
Nah, ketika sudah menjadi LDII, saya sudah mendengar, saya
sudah membaca Keputusan Rakernas LDII tahun 2007 bahwa
memang LDII sudah mengubah paradigma lama dengan
paradigma baru, termasuk ajaran tentang Islam Jama’ah,
ajaran Manqul, ajaran tentang Imamah, Keamiran dan lain
sebagainya sudah dihilangkan. Mereka sudah mengikuti
sawadul a’dhom. Itu tertulis. Nah, sekarang apa iya seperti
itu, tanyakan kepada orang-orang LDII. Sepengetahuan saya,
pernah suatu ketika saya shalat jum’at di Masjid LDII di
daerah Dago (Bandung). Sampai orang-orang sebagian bubar,
saya masih shalat di situ. Kemudian saya pergi. Saya
tinggalkan Masjid itu, tetapi saya pergi ke rumah seorang
teman yang berdekatan dengan masjid itu. Saya yakin
mereka tidak tahu, kalau saya mampir di depan Masjid itu.
Nah di rumah teman itu, saya perhatikan dari rumah jendela
kaca, saya perhatikan betul bahwa tidak ada seorangpun
yang mencuci tempat di mana saya duduk dan saya sujud di
Masjid itu. Karena anggapan bahwa kalau saya bukan
anggota LDII adalah najis atau orang bukan Islam, ternyata
tidak ada sampai akhirnya datang waktu shalat Ashar. Ketika
shalat Ashar, saya datang lagi ke tempat itu. Kemudian saya
memperkenalkan diri. Saya salaman kepada mereka. Lalu
terjadilah dialog. Dia tanya, ”Bapak dari mana?” Saya dari
Departemen Agama, lagi ada Rapat Kerja di Badung.
Kebetulan saya ada keperluan ketemu dengan teman yang
rumahnya dekat sini. Lalu saya shalat disini. ”Saya mau tahu
apakah sudah ada perubahan di kalangan teman-teman di
LDII apa nggak?,” Katanya, kalau ada orang shalat di LDII,
dicuci. Ketika saya lihat sendiri, kok tidak dicuci bekas
tempat saya tadi. Nah itu gimana? Kata mereka, ”Itulah pak,
fitnah yang terjadi, dimana saya mencuci bekasnya orang
shalat, nggak ada, itu fitnah.” Apakah dulu memang pernah
terjadi seperti itu, atau itu memang sudah terjadi perubahan?
”Saya orang LDII yang berhak untuk menjawab.” Pengalaman
saya yang seperti itu tidak sekali saja. Pada waktu lebaran
kemarin, saya juga shalat di Masjid Pantura yang di situ ada
spanduknya yang bertuliskan ”Mengucapkan selamat Idul
Fitri.” Pada kanan kiri spanduk tersebut, ada simbol Majelis
Ulama Indonesia dan simbol LDII. Boleh saya katakan bahwa
Masjid yang saya pakai adalah masjidnya LDII. Ternyata di
situ, yang menjadi Imam Maghrib --waktu itu masih dalam
bulan Ramadhan-- itu bukan orang LDII. Dan orang-orang LDII
yang tinggal di sekitar masjid juga ikut berjama’ah di situ.
Masjid di situ tempat lalu lalang (banyak orang), dan tidak
ada cuci-mencuci itu. Itulah pengalaman saya terhadap LDII.
Sejarah
Cikal bakal organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII) didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya,
Jawa Timur dengan nama Yayasan Karyawan Islam
(YAKARI)
Pada musyawarah besar [MUBES] YAKARI tahun 1981,
nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam
[LEMKARI].
Pada musyawarah besar [MUBES] LEMKARI tahun 1990,
sesuai dengan arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri
Dalam Negeri [Mendagri] waktu itu, nama LEMKARI yang
sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia,
diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII) didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya,
Jawa Timur dengan nama Yayasan Karyawan Islam
(YAKARI)
Pada musyawarah besar [MUBES] YAKARI tahun 1981,
nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam
[LEMKARI].
Pada musyawarah besar [MUBES] LEMKARI tahun 1990,
sesuai dengan arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri
Dalam Negeri [Mendagri] waktu itu, nama LEMKARI yang
sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia,
diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Mengapa Yahudi Mencipta Wahabi?
Mengapa Yahudi Mencipta Wahabi? 1) Yahudi sangat
memahami, bahwa kekuatan umat Islam adalah pada kekuatan
Ruhnya, yakni Ruh yang sangat kenal (ma'rifat) Cinta dan Takut
kepada Allah SWT, oleh karena itu Umat islam harus dipisahkan
dari Allah. 2) Yahudi sangat memahami, bahwa kehebatan Umat
Islam karena mampu menghubungkan kekuatan Ruh dan
kehidupan Lahiriyah. Ruh berhubungan dengan Aqidah dan
akhlak yg diajarkan dalam Tasawuf. dan Urusan Lahiriyah
mencakup perbuatan yg berkenaan dengan ibadah badaniyyan.
Maka kedua urusan tersebut harus dihancurkan dengan
menyebarkan ajaran-ajaran yg menyimpang dengan Al-Quran
Dan Hadits. namun mereka berupaya membuat ajaran tersebut
mirip dengan ajaran alquran dan hadits Supaya banyak umat
Islam yg tertipu dengan ajaran tersebut. 3) Yahudi sangat
memahami, Bahwa Kunci Kemenangan Umat Islam adalah
karena Adanya Bantuan Ghaib dari Allah SWT, maka Yahudi
menghapuskan keyakinan Umat Islam kepada Perkara Ghaib Itu.
Ulama Sufi dan Tarikat yang mempunyai karamah dikatakan
SESAT dan SYIRIK. supaya umat Islam Membencinya dan
Meninggalkannya. 4) Yahudi tahu, bahwa kekuatan Islam adalah
berasal dari kecintaan Umat kepada Rasulullah SAW, Ahlul Bait,
dan Para Sahabat Baginda SAW. Maka segala peninggalan atau
amalan yang dapat meyuburkan kecintaan itu diMUSNAHkan
dengan alasan Bid'ah, khurafat, dan Syirik serta lain-lain alasan
yang diada-adakan. seperti halnya menuduh Perayaan Maulid
sebagai Bid'ah yg menyesatkan. 5) Yahudi sangat memahami
bahwa Selemah-lemah Umat Islam adalah Mereka sangat
fanatik dan taqlid kepada ajaran agama yang diajarkan para
Ulama. Oleh karena itu, Ulama baru dan Islam gaya baru
haruslah diciptakan yang sesuai dengan Agenda Yahudi itu,
yakni untuk menipu dan menghancurkan umat islam dari dalam.
6) Untuk menguasai Kota Suci Umat Islam Haromain (Makkah
dan Madinah), Yahudi tidak dapat menghancurkannya seperti
tempat-tempat yang lain karena ditakutkan Umat Islam sedunia
akan bangkit dan menentang Yahudi. Kejahatan Wahabi 1)
membuat Fatwa setiap yang Bida'ah itu sesat dan yang sesat
itu neraka. 2) membuat Fatwa Umat Islam yang tidak ikut
ajarannya itu sesat, Halal Darahnya (harus dibunuh) dan
Hartanya boleh dirampas. 3) Membunuh Keturunan Rasulullah
SAW. 4) Menghukumkan Sesat kepada keturunan Rasulullah
SAW dan Para sahabat yang Mulia. 5) Menganggap Alam Ruh
Itu tidak ada. 6) Menolak adanya Alam Lahir dan Alam Ruh. 7)
Memusnahkan peninggalan Rasulullah SAW. 8) Dalam
mempelajari Ilmu Usuluddin atau Tauhid, harus menganut ajaran
Ibnu Taimiyyah, yang menganggap Tuhan Itu berjisim
(berbentuk) seperti makhluk atau mujassimah. 9) Didalam Fiqh
dibenarkan mencampurkan adukkan mazhab dalam satu
perkara. sehingga amalan tersebut tidak sah menurut semua
mazhab. 10) Mengambil Sumber Al-Quran dan Hadith tanpa
ijma' Ulama dan Qiyas. yakni mengambil makna zhahir dan
makna terjemahan saja, yang rentan terjadinya
kesalahpahaman. 11) Melarang keras Umat Islam berdoa
dengan tawassul (perantaraan). Supaya doa banyak yang
mardud atau tertolak. 12) Melarang menziarahi Kubur sekalipun
Makam Nabi muhammad SAW. supaya umat islam lupa kepada
kematian dan alam akhirat. sehingga umat islam lalai dan tetap
dalam kemaksiatan. 13) menghancurkan bangunan atas tempat
lahir Nabi SAW. supaya mereka lupa kepada ajaran- ajaran Nabi
SAW. 14) Melarang memuji-muji Nabi seperti baca Qasidah,
berzanji, Burdah, tahlil, dan sebagainya. Supaya tidak tumbuh
rasa cinta kepada Rasulullah SAW. 15) Melarang Umat Islam
merayakan dan memperingati Maulidur Rasul, Israk Mi'raj, dan
semua perayaan hari kerayaan Islam yang lain. 16) Melarang
belajar Sifat 20 dan menuduh sesat ajaran Asy'ari yaitu
fahaman Kaum Ahlus sunnah Wal Jamaah. supaya umat islam
terjatuh dalam ajaran ibnu taimiyah yang menyesatkan itu. 17)
Melarang Amalan Tarikat, Umpamanya Tarikat Naqsabandiyyah,
Syazali, Muhammadiah dan lain-lain tarikat. Supaya tidak ada
ajaran yg menuntun agar hati umat islam menjadi bersih dari
sifat-sifat yg diharamkan. 18) Mengundang Amerika untuk
mengeksplorasi kekayaan minyak di timur tengah untuk
kejayaan mereka. 19) Berkomplot dengan Amerika membina
pengkalan tentera di Arab Saudi, supaya tidak ada yang
mengganggu kekuasaan mereka. 20) Meminta bantuan tentara
sekutu dalam perang, untuk menghancurkan Saddam Hussain,
supaya kekayaan minyak tetap berada dalam genggaman
mereka. 21) Mencetuskan Gerakkan Teroris seperti Al-Qaeda,
dan lain-lain. Untuk memburukkan citra Islam. 22) Mengubah
Arab menjadi Negara Yahudi, dan Haromain menjadi Kota
Yahudi, dan lain-lain kejahatan yang merupakan konfirasi Yahudi
seperti Punk, Skin Head, Black Metal, Chikano dan lain- lainnya.
yakni Untuk menghapuskan keyakinan dan cinta Umat Islam
kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. supaya umat islam
mengikut cara hidup yahudi dan meninggalkan Tuhan Nabi
Muhammad SAW.
memahami, bahwa kekuatan umat Islam adalah pada kekuatan
Ruhnya, yakni Ruh yang sangat kenal (ma'rifat) Cinta dan Takut
kepada Allah SWT, oleh karena itu Umat islam harus dipisahkan
dari Allah. 2) Yahudi sangat memahami, bahwa kehebatan Umat
Islam karena mampu menghubungkan kekuatan Ruh dan
kehidupan Lahiriyah. Ruh berhubungan dengan Aqidah dan
akhlak yg diajarkan dalam Tasawuf. dan Urusan Lahiriyah
mencakup perbuatan yg berkenaan dengan ibadah badaniyyan.
Maka kedua urusan tersebut harus dihancurkan dengan
menyebarkan ajaran-ajaran yg menyimpang dengan Al-Quran
Dan Hadits. namun mereka berupaya membuat ajaran tersebut
mirip dengan ajaran alquran dan hadits Supaya banyak umat
Islam yg tertipu dengan ajaran tersebut. 3) Yahudi sangat
memahami, Bahwa Kunci Kemenangan Umat Islam adalah
karena Adanya Bantuan Ghaib dari Allah SWT, maka Yahudi
menghapuskan keyakinan Umat Islam kepada Perkara Ghaib Itu.
Ulama Sufi dan Tarikat yang mempunyai karamah dikatakan
SESAT dan SYIRIK. supaya umat Islam Membencinya dan
Meninggalkannya. 4) Yahudi tahu, bahwa kekuatan Islam adalah
berasal dari kecintaan Umat kepada Rasulullah SAW, Ahlul Bait,
dan Para Sahabat Baginda SAW. Maka segala peninggalan atau
amalan yang dapat meyuburkan kecintaan itu diMUSNAHkan
dengan alasan Bid'ah, khurafat, dan Syirik serta lain-lain alasan
yang diada-adakan. seperti halnya menuduh Perayaan Maulid
sebagai Bid'ah yg menyesatkan. 5) Yahudi sangat memahami
bahwa Selemah-lemah Umat Islam adalah Mereka sangat
fanatik dan taqlid kepada ajaran agama yang diajarkan para
Ulama. Oleh karena itu, Ulama baru dan Islam gaya baru
haruslah diciptakan yang sesuai dengan Agenda Yahudi itu,
yakni untuk menipu dan menghancurkan umat islam dari dalam.
6) Untuk menguasai Kota Suci Umat Islam Haromain (Makkah
dan Madinah), Yahudi tidak dapat menghancurkannya seperti
tempat-tempat yang lain karena ditakutkan Umat Islam sedunia
akan bangkit dan menentang Yahudi. Kejahatan Wahabi 1)
membuat Fatwa setiap yang Bida'ah itu sesat dan yang sesat
itu neraka. 2) membuat Fatwa Umat Islam yang tidak ikut
ajarannya itu sesat, Halal Darahnya (harus dibunuh) dan
Hartanya boleh dirampas. 3) Membunuh Keturunan Rasulullah
SAW. 4) Menghukumkan Sesat kepada keturunan Rasulullah
SAW dan Para sahabat yang Mulia. 5) Menganggap Alam Ruh
Itu tidak ada. 6) Menolak adanya Alam Lahir dan Alam Ruh. 7)
Memusnahkan peninggalan Rasulullah SAW. 8) Dalam
mempelajari Ilmu Usuluddin atau Tauhid, harus menganut ajaran
Ibnu Taimiyyah, yang menganggap Tuhan Itu berjisim
(berbentuk) seperti makhluk atau mujassimah. 9) Didalam Fiqh
dibenarkan mencampurkan adukkan mazhab dalam satu
perkara. sehingga amalan tersebut tidak sah menurut semua
mazhab. 10) Mengambil Sumber Al-Quran dan Hadith tanpa
ijma' Ulama dan Qiyas. yakni mengambil makna zhahir dan
makna terjemahan saja, yang rentan terjadinya
kesalahpahaman. 11) Melarang keras Umat Islam berdoa
dengan tawassul (perantaraan). Supaya doa banyak yang
mardud atau tertolak. 12) Melarang menziarahi Kubur sekalipun
Makam Nabi muhammad SAW. supaya umat islam lupa kepada
kematian dan alam akhirat. sehingga umat islam lalai dan tetap
dalam kemaksiatan. 13) menghancurkan bangunan atas tempat
lahir Nabi SAW. supaya mereka lupa kepada ajaran- ajaran Nabi
SAW. 14) Melarang memuji-muji Nabi seperti baca Qasidah,
berzanji, Burdah, tahlil, dan sebagainya. Supaya tidak tumbuh
rasa cinta kepada Rasulullah SAW. 15) Melarang Umat Islam
merayakan dan memperingati Maulidur Rasul, Israk Mi'raj, dan
semua perayaan hari kerayaan Islam yang lain. 16) Melarang
belajar Sifat 20 dan menuduh sesat ajaran Asy'ari yaitu
fahaman Kaum Ahlus sunnah Wal Jamaah. supaya umat islam
terjatuh dalam ajaran ibnu taimiyah yang menyesatkan itu. 17)
Melarang Amalan Tarikat, Umpamanya Tarikat Naqsabandiyyah,
Syazali, Muhammadiah dan lain-lain tarikat. Supaya tidak ada
ajaran yg menuntun agar hati umat islam menjadi bersih dari
sifat-sifat yg diharamkan. 18) Mengundang Amerika untuk
mengeksplorasi kekayaan minyak di timur tengah untuk
kejayaan mereka. 19) Berkomplot dengan Amerika membina
pengkalan tentera di Arab Saudi, supaya tidak ada yang
mengganggu kekuasaan mereka. 20) Meminta bantuan tentara
sekutu dalam perang, untuk menghancurkan Saddam Hussain,
supaya kekayaan minyak tetap berada dalam genggaman
mereka. 21) Mencetuskan Gerakkan Teroris seperti Al-Qaeda,
dan lain-lain. Untuk memburukkan citra Islam. 22) Mengubah
Arab menjadi Negara Yahudi, dan Haromain menjadi Kota
Yahudi, dan lain-lain kejahatan yang merupakan konfirasi Yahudi
seperti Punk, Skin Head, Black Metal, Chikano dan lain- lainnya.
yakni Untuk menghapuskan keyakinan dan cinta Umat Islam
kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. supaya umat islam
mengikut cara hidup yahudi dan meninggalkan Tuhan Nabi
Muhammad SAW.
Kamis, 21 Agustus 2014
Reverse Osmosis
Reverse Osmosis (RO) salah satu jenis membrane, Reverse
Osmosis (RO) membutuhkan perwatan khusus sehingga
menghasilkan kualitas air minum yang baik. Namun sebelum
kita membahas bagaimana cara merawat membrane RO kita
bahas sedikit apa itu filter air membrane RO?
Proses osmosis melalui membran semipermeabel pertama
kali diamati pada 1748 oleh Jean Antoine Nollet. Selama 200
tahun kemudian, proses osmosis hanya sebuah fenomena
yang diamati di laboratorium. Pada tahun 1949 di University
of California di Los Angeles (UCLA) menyelidiki pertama
proses desalinasi air laut dengan menggunakan membran
semipermeabel. Para peneliti dari UCLA dan University of
Florida berhasil memproduksi air tawar dari air laut pada
pertengahan 1950-an. Kini teknologi reverse osmosis
berkembang sangat pesat. Teknologi ini banyak digunakan
untuk proses purifikasi/pemurnian air untuk kebutuhan rumah
tangga, komersil, industri, kegiatan lepas pantai, rumah sakit,
laboratorium, dan lain-lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum mengharuskan, air minum adalah air yang melalui
proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Salah satu teknologi yang dapat menghasilkan air langsung
diminum adalah teknologi reverse osmosis (RO). Sebagai
sistem penyaringan air minum terbaik, sistem reverse
osmosis telah mendapat berbagai penghargaan internasional.
Penghargaan tersebut menunjukkan bahwa system RO
merupakan sistem pengolahan air terkini yang sangat dapat
diandalkan. Namun sayang, terkadang air dari proses RO ini
berasa “pahit”Lalu,
Kenapa Air RO Berasa Pahit dan bagaimana menghilangkan
rasa pahit ?
Kemampuan membran RO untuk menurunkan setiap unsur
kimia dalam air, baik anion maupun kation sehingga terjadi
penyesuaian jumlah unsur kimia di dalam air yang
digambarkan dalam keseimbangan asam dan basa atau
dikenal dengan “pH”. pH air yang berubah setelah melalui
proses membran RO akan berbeda pada setiap sumber air
baku/ pH air setelah penyaringan dari sistem RO memiliki pH
yang (cenderung) rendah. Dengan pH yang rendah tersebut,
maka air akan terasa kurang enak bahkan ada yang
merasakan agak pahit atau bahkan pahit.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah rasa pahit tersebut, antara lain dengan
menggunakan :
1. Post carbon yang berkualitas dan harus kelas food-grade,
atau
2. Penambahan filter anion yang bersifat alkalis sehingga pH
air akan naik, atau
3. Menambahkan kapur Magnesium dan harus kelas
“foodgrade”.
Kesemua cara tersebut biasanya akan menambahkan nilai
TDS, walaupun sebenarnya tidak menjadi masalah namun
tidak sedikit para penjual mesin RO atau pelaku usaha air
minum RO menyebutkan bahwa air yang baik adalah air
dengan TDS “nol”.
Sesuai dengan Enviromental Protection Agency (EPA) USA.
Air minum ideal adalah yang memiliki level TDS 0 – 50 ppm,
dihasilkan dengan proses reverse osmosis, deionization,
microflitration, distillation, dan banyak lainnya. Air gunung
(mountain spring) dan air yang melalui proses filtrasi karbon
berada di standar kedua. Rata-rata air tanah (air sumur)
berada pada level TDS 150 – 300 ppm, masih dalam batas
aman, namun bukan yang terbaik terutama untuk para
penderita penyakit ginjal. Oleh karena itu, jangan asal beli
mesin RO karena tidak semua mesin RO dapat menghasilkan
air RO yang berkualitas. Jangan mudah tergiur dengan harga
murah, sebab harga mesin RO sangat bergantung pada
kualitas material dan spare part yang digunakan.
Cara Perawatan Reverse Osmosis
Jika kualitas air rendah, sebaiknya gunakan Pre filter
(penyaringan awal) sebelum masuk unit filter air membrane
reverse osmosis anda, Teknik ini untuk mencegah
penggantian membran RO yang terlalu cepat.
Kemudian apabila membrane anda sudah mulai jenuh atau
mampet ada beberapa teknik yang dapat menjadi solusi bagi
anda salah satunya adalah menggunakan larutan atau bubuk
pembersih membrane (Membrane Cleaner) yang benyak
dijual di toko khusus perlengkapan water treatment.
Ada 3 (tiga) hal penting yang harus anda lihat untuk
menentukan kapan saatnya anda memerlukan membrane
cleaning pada reverse osmosis, yaitu:
1. Apabila product flow rate sudah turun mendekati ±15% dari
performa awal.
2. Apabila rejected flow rate sudah meningkat mendekati
±5-10% dari performa awal.
3. Apabila conductivity permeate/product water sudah naik
hingga ±15% dari setting awal.
4. Dan, apabila ? Pressure pada membrane array sudah naik
hingga ± 15%.
Bila anda menemukan indikasi diatas maka membrane anda
memerlukan larutan pembersih membrane RO untuk
mencegah penyumbatan membrane lebih lanjut yang akan
berakibat produksi mesin reverse osmosis ataupun membrane
ultrafiltrasi anda terganggu.
Fungsi dari pembersih membrane (membrane cleaner)
bermacam macam sesuai kebutuhan anda diantaranya
adalah:
1. Membuang Iron dan fouling karena Metal Hydroxide dan
calcium carbonate scale.
2. Membuang Biological, organic dan koloidal fouling pada
Polyamide Composite Membrane. Juga efektif membuang
emulsified oils dan silica.
3. Menurunkan kotoran yang ada dan berkembang didalam
lapisan membrane RO atau Ultra Filtrasi. Berfungsi untuk
melarutkan kotoran yang ada pada berbagai tipe membrane,
formula khusus aman untuk berbagai tipe membrane.
Jadi kesimpulannya fungsi larutan pembersih membrane RO
adalah pelunturan/pembersihan tanpa merusak lapisan
Polyamide Composite Membrane Element. Digunakan setelah
sistem mengalami penurunan kapasitas produksi atau hanya
sekedar pencegahan/perawatan membrane, sehingga
membrane dapat berfungsi dengan baik.
Telitilah dalam memilih unit pengolahan air Reverse Osmosis
(Mesin RO) sebelum memutuskan untuk membeli. Jangan
mudah tergiur dengan harga yang murah, sebab harga unit
pengolahan air dengan membrane UF atau RO sangat
ditentukan oleh kualitas dan kelas spare part/material yang
digunakan.
Sumber [Aneka Sumber]
Tags: alat pembersih membran , cara merawat membran
reverse osmosis , membrane cleaner, membrane
cleaning, mengatasi rasa pahit air reverse
osmosis , menghilangkan rasa pahit air RO, pembersih
membran , perawatan membran reverse osmosis
RO, perawatan reverse osmosis , rasa air pahit reverse
osmosis , Reverse Osmosis
Related posts
Osmosis (RO) membutuhkan perwatan khusus sehingga
menghasilkan kualitas air minum yang baik. Namun sebelum
kita membahas bagaimana cara merawat membrane RO kita
bahas sedikit apa itu filter air membrane RO?
Proses osmosis melalui membran semipermeabel pertama
kali diamati pada 1748 oleh Jean Antoine Nollet. Selama 200
tahun kemudian, proses osmosis hanya sebuah fenomena
yang diamati di laboratorium. Pada tahun 1949 di University
of California di Los Angeles (UCLA) menyelidiki pertama
proses desalinasi air laut dengan menggunakan membran
semipermeabel. Para peneliti dari UCLA dan University of
Florida berhasil memproduksi air tawar dari air laut pada
pertengahan 1950-an. Kini teknologi reverse osmosis
berkembang sangat pesat. Teknologi ini banyak digunakan
untuk proses purifikasi/pemurnian air untuk kebutuhan rumah
tangga, komersil, industri, kegiatan lepas pantai, rumah sakit,
laboratorium, dan lain-lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum mengharuskan, air minum adalah air yang melalui
proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Salah satu teknologi yang dapat menghasilkan air langsung
diminum adalah teknologi reverse osmosis (RO). Sebagai
sistem penyaringan air minum terbaik, sistem reverse
osmosis telah mendapat berbagai penghargaan internasional.
Penghargaan tersebut menunjukkan bahwa system RO
merupakan sistem pengolahan air terkini yang sangat dapat
diandalkan. Namun sayang, terkadang air dari proses RO ini
berasa “pahit”Lalu,
Kenapa Air RO Berasa Pahit dan bagaimana menghilangkan
rasa pahit ?
Kemampuan membran RO untuk menurunkan setiap unsur
kimia dalam air, baik anion maupun kation sehingga terjadi
penyesuaian jumlah unsur kimia di dalam air yang
digambarkan dalam keseimbangan asam dan basa atau
dikenal dengan “pH”. pH air yang berubah setelah melalui
proses membran RO akan berbeda pada setiap sumber air
baku/ pH air setelah penyaringan dari sistem RO memiliki pH
yang (cenderung) rendah. Dengan pH yang rendah tersebut,
maka air akan terasa kurang enak bahkan ada yang
merasakan agak pahit atau bahkan pahit.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah rasa pahit tersebut, antara lain dengan
menggunakan :
1. Post carbon yang berkualitas dan harus kelas food-grade,
atau
2. Penambahan filter anion yang bersifat alkalis sehingga pH
air akan naik, atau
3. Menambahkan kapur Magnesium dan harus kelas
“foodgrade”.
Kesemua cara tersebut biasanya akan menambahkan nilai
TDS, walaupun sebenarnya tidak menjadi masalah namun
tidak sedikit para penjual mesin RO atau pelaku usaha air
minum RO menyebutkan bahwa air yang baik adalah air
dengan TDS “nol”.
Sesuai dengan Enviromental Protection Agency (EPA) USA.
Air minum ideal adalah yang memiliki level TDS 0 – 50 ppm,
dihasilkan dengan proses reverse osmosis, deionization,
microflitration, distillation, dan banyak lainnya. Air gunung
(mountain spring) dan air yang melalui proses filtrasi karbon
berada di standar kedua. Rata-rata air tanah (air sumur)
berada pada level TDS 150 – 300 ppm, masih dalam batas
aman, namun bukan yang terbaik terutama untuk para
penderita penyakit ginjal. Oleh karena itu, jangan asal beli
mesin RO karena tidak semua mesin RO dapat menghasilkan
air RO yang berkualitas. Jangan mudah tergiur dengan harga
murah, sebab harga mesin RO sangat bergantung pada
kualitas material dan spare part yang digunakan.
Cara Perawatan Reverse Osmosis
Jika kualitas air rendah, sebaiknya gunakan Pre filter
(penyaringan awal) sebelum masuk unit filter air membrane
reverse osmosis anda, Teknik ini untuk mencegah
penggantian membran RO yang terlalu cepat.
Kemudian apabila membrane anda sudah mulai jenuh atau
mampet ada beberapa teknik yang dapat menjadi solusi bagi
anda salah satunya adalah menggunakan larutan atau bubuk
pembersih membrane (Membrane Cleaner) yang benyak
dijual di toko khusus perlengkapan water treatment.
Ada 3 (tiga) hal penting yang harus anda lihat untuk
menentukan kapan saatnya anda memerlukan membrane
cleaning pada reverse osmosis, yaitu:
1. Apabila product flow rate sudah turun mendekati ±15% dari
performa awal.
2. Apabila rejected flow rate sudah meningkat mendekati
±5-10% dari performa awal.
3. Apabila conductivity permeate/product water sudah naik
hingga ±15% dari setting awal.
4. Dan, apabila ? Pressure pada membrane array sudah naik
hingga ± 15%.
Bila anda menemukan indikasi diatas maka membrane anda
memerlukan larutan pembersih membrane RO untuk
mencegah penyumbatan membrane lebih lanjut yang akan
berakibat produksi mesin reverse osmosis ataupun membrane
ultrafiltrasi anda terganggu.
Fungsi dari pembersih membrane (membrane cleaner)
bermacam macam sesuai kebutuhan anda diantaranya
adalah:
1. Membuang Iron dan fouling karena Metal Hydroxide dan
calcium carbonate scale.
2. Membuang Biological, organic dan koloidal fouling pada
Polyamide Composite Membrane. Juga efektif membuang
emulsified oils dan silica.
3. Menurunkan kotoran yang ada dan berkembang didalam
lapisan membrane RO atau Ultra Filtrasi. Berfungsi untuk
melarutkan kotoran yang ada pada berbagai tipe membrane,
formula khusus aman untuk berbagai tipe membrane.
Jadi kesimpulannya fungsi larutan pembersih membrane RO
adalah pelunturan/pembersihan tanpa merusak lapisan
Polyamide Composite Membrane Element. Digunakan setelah
sistem mengalami penurunan kapasitas produksi atau hanya
sekedar pencegahan/perawatan membrane, sehingga
membrane dapat berfungsi dengan baik.
Telitilah dalam memilih unit pengolahan air Reverse Osmosis
(Mesin RO) sebelum memutuskan untuk membeli. Jangan
mudah tergiur dengan harga yang murah, sebab harga unit
pengolahan air dengan membrane UF atau RO sangat
ditentukan oleh kualitas dan kelas spare part/material yang
digunakan.
Sumber [Aneka Sumber]
Tags: alat pembersih membran , cara merawat membran
reverse osmosis , membrane cleaner, membrane
cleaning, mengatasi rasa pahit air reverse
osmosis , menghilangkan rasa pahit air RO, pembersih
membran , perawatan membran reverse osmosis
RO, perawatan reverse osmosis , rasa air pahit reverse
osmosis , Reverse Osmosis
Related posts
Membangun Kembali Kejayaan Maritim Indonesia
Membangun Kembali Kejayaan
Maritim Indonesia
Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai "Negara Maritim"
berdasarkan struktur geografis yang sebagian besar
wilayahnya adalah perairan. Namun, benarkah julukan
yang telah melekat berpuluh-puluh tahun lamanya
merupakan identitas Indonesia jika visi kemaritiman belum
terlaksana sebagaimana mestinya?
“Negara Indonesia dinilai tidak memiliki landasan
konseptual dan legalitas yang jelas,” ujar Guru Besar Ilmu
Sejarah Universitas Diponegoro Prof Dr Singgih Tri
Sulistiyono, salah satu narasumber pada Focus Group
Discussion mengenai potensi maritim Indonesia di kantor
DPP LDII, Senin (14/04). Singgih yang juga Ketua DPW
LDII Jawa Tengah dan anggota Dewan Pakar LDII
memaparkan pentingnya menggagas konsep
pembangunan negara yang sesuai jati diri bangsa,
terutama dalam bidang kelautan.
"Sebuah negara maritim harus memiliki pondasi yang
jelas. Baik politik, ekonomi maupun kebudayaan. Belajar
dari kerajaan Majapahit yang mensinergikan daratan
dengan lautan dan Sriwijaya yang responsif dengan
lingkungan geostrategis. Sehingga, Sriwijaya pernah diakui
sebagai kerajaan bahari terbesar di Asia Tenggara dan
Majapahit berkembang menjadi kerajaan dengan wilayah
kekuasaan luas," ujar Singgih.
Bukti sejarah tersebut menunjukkan bahwa Indonesia
memang pernah menjadi negara maritim yang jaya.
Terlebih lagi dengan adanya fenomena diaspora maritim
sejak sekitar 3 ribu SM berdasarkan karakter terbuka dari
geografi Indonesia 'mentakdirkan' kepulauan Indonesia
menjadi bagian inheren pelayaran dan jaringan
perdagangan internasional, selain menimbulkan
keanekaragaman bahasa dan suku bangsa. Bukti sejarah
yang lain menunjukkan sejak abad kedua masehi, telah
terjadi hubungan dagang antara Indonesia dan India yang
merupakan negara adidaya saat itu setelah Cina.
"Orang-orang di Jawa tidak mengkonsumsi komoditas
rempah atau hasil hutan dalam skala besar, namun
diekspor kembali ke negara-negara sebelah barat. Itulah
yang membuat terjadinya semacam barter dimana orang
lokal memperoleh tekstil dengan menjual rempah," ungkap
Singgih.
Senada dengan Singgih, Dr. Hendrik E. Niemeijer yang
juga merupakan staf pengajar Undip mengemukakan,
"Perkembangan bersama dalam pelayaran dan
perdagangan di akhir abad pertengahan menunjukkan
bahwa pedagang-pedagang dunia di abad 15 telah saling
berhubungan. Dan pada periode 1450-1680 dikenal
dengan 'Age of Commerce' menurut Anthony Reid," ujar
Niemeijer.
Setelah Islam mulai menyebar di kalangan pedagang-
pedagang pribumi dan Malaka jatuh ke tangan Portugis,
pertumbuhan ekonomi sepanjang pesisir utara Jawa justru
tumbuh. Hal ini membuat kerajaan baru seperti Mataram
ingin menguasai, begitu juga dengan Portugis. Dan pada
abad 17, ketika Belanda datang dengan perusahaan
dagangnya VOC, kota perdagangan yang lemah dapat
dikuasai dan dimonopoli. Kebijakan monopoli VOC yaitu
dalam menentukan harga jual produk lokal dan pelarangan
menjual kepada Eropa lainnya.
Pedagang pribumi dipaksa menyesuaikan diri dengan
situasi di mana Belanda mendominasi pelayaran dan
perdagangan di kepulauan Indonesia. Sejak itulah, gaung
Indonesia sebagai negara maritim terputus. Karena itulah,
Singgih juga menegaskan bahwa tugas generasi sekarang
dan yang akan datang untuk menyelesaikan 'takdir
sejarah' sebagai negara maritim besar di masa
mendatang sesuai jati diri bangsa Indonesia.
Pembangunan negara maritim pun tidak dapat dilakukan
secara parsial. Harus memiliki pondasi jelas dalam bidang
politik, ekonomi dan budaya. Di mana politik mencakup
aspek ideologi, pertahanan dan keamanan, ekonomi
mencakup aspek sistem ekonomi, produksi dan distribusi
dan budaya mencakup aspek pendidikan, kelembagaan
dan peran rakyat dalam membangun negara maritim.
Untuk membangun negara maritim yang kuat pun,
diperlukan visi atau cara pandang kelautan yang kuat
dengan memandang wilayah daratan atau kepulauan
sebagai bagian dari wilayah laut. Dengan demikian, akan
mempengaruhi cara pendefinisian negara Indonesia
sebagai negara maritim.
Indonesia dapat dikatakan negara maritim bila dengan
kekuatan dan kemajuan teknologi maritimnya dapat
memanfaatkan potensi laut yang dimiliki secara sinergis.
Dengan pertumbuhan ekonomi di masa kini yang positif,
bukan tidak mungkin Indonesia masuk dalam daftar
sebagai negara maju.
"Namun, hingga saat ini, sumber daya kelautan masih
dipandang 'sebelah mata'. Kalaupun ada kegiatan yang
memanfaatkan itu umumnya kurang profesional dan
kurang mengindahkan aspek kelestarian sumber daya
alam", ungkap Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, yang
merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan
Indonesia.
Rokhmin memaparkan pembangunan wilayah pesisir dan
lautan secara terpadu dan berbasis inovasi yang
diharapkan dapat mengatasi kondisi, potensi dan
permasalahan pembangunan kelautan Indonesia serta
dinamika lingkungan global. Masih menurut Rokhmin,
pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus
didahului pembenahan kebijakan dan implementasi
manajemen untuk mencapai lima tujuan yaitu,
peningkatan kesejahteraan nelayan, pembudidaya dan
stakeholder lainnya, peningkatan daya saing dan kontribusi
sektor laut, peningkatan kecerdasan dan kesehatan
bangsa dengan mengonsumsi ikan, pemeliharaan daya
dukung dan kualitas ekosistem laut, pesisir dan air tawar,
dan menjadikan laut untuk memperkokoh kedaulatan dan
kesatuan wilayah NKRI.
"Jika kita mampu melaksanakan pembangunan kelautan
sebagai platform pembangunan ekonomi bangsa,
InsyaAlloh, paling lambat tahun 2030 Indonesia menjadi
negara maju, adil-makmur, bermartabat dan diridhoi Alloh
SWT. Pada akhirnya, masa depan pembangunan Indonesia
berbasis sumberdaya kelautan akan berpulang pada
sejauh mana keputusan politik pemerintah dan rakyat
Indonesia mendukung paradigma tersebut," jelas Rokhmin.
(Noni/LINES)
Maritim Indonesia
Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai "Negara Maritim"
berdasarkan struktur geografis yang sebagian besar
wilayahnya adalah perairan. Namun, benarkah julukan
yang telah melekat berpuluh-puluh tahun lamanya
merupakan identitas Indonesia jika visi kemaritiman belum
terlaksana sebagaimana mestinya?
“Negara Indonesia dinilai tidak memiliki landasan
konseptual dan legalitas yang jelas,” ujar Guru Besar Ilmu
Sejarah Universitas Diponegoro Prof Dr Singgih Tri
Sulistiyono, salah satu narasumber pada Focus Group
Discussion mengenai potensi maritim Indonesia di kantor
DPP LDII, Senin (14/04). Singgih yang juga Ketua DPW
LDII Jawa Tengah dan anggota Dewan Pakar LDII
memaparkan pentingnya menggagas konsep
pembangunan negara yang sesuai jati diri bangsa,
terutama dalam bidang kelautan.
"Sebuah negara maritim harus memiliki pondasi yang
jelas. Baik politik, ekonomi maupun kebudayaan. Belajar
dari kerajaan Majapahit yang mensinergikan daratan
dengan lautan dan Sriwijaya yang responsif dengan
lingkungan geostrategis. Sehingga, Sriwijaya pernah diakui
sebagai kerajaan bahari terbesar di Asia Tenggara dan
Majapahit berkembang menjadi kerajaan dengan wilayah
kekuasaan luas," ujar Singgih.
Bukti sejarah tersebut menunjukkan bahwa Indonesia
memang pernah menjadi negara maritim yang jaya.
Terlebih lagi dengan adanya fenomena diaspora maritim
sejak sekitar 3 ribu SM berdasarkan karakter terbuka dari
geografi Indonesia 'mentakdirkan' kepulauan Indonesia
menjadi bagian inheren pelayaran dan jaringan
perdagangan internasional, selain menimbulkan
keanekaragaman bahasa dan suku bangsa. Bukti sejarah
yang lain menunjukkan sejak abad kedua masehi, telah
terjadi hubungan dagang antara Indonesia dan India yang
merupakan negara adidaya saat itu setelah Cina.
"Orang-orang di Jawa tidak mengkonsumsi komoditas
rempah atau hasil hutan dalam skala besar, namun
diekspor kembali ke negara-negara sebelah barat. Itulah
yang membuat terjadinya semacam barter dimana orang
lokal memperoleh tekstil dengan menjual rempah," ungkap
Singgih.
Senada dengan Singgih, Dr. Hendrik E. Niemeijer yang
juga merupakan staf pengajar Undip mengemukakan,
"Perkembangan bersama dalam pelayaran dan
perdagangan di akhir abad pertengahan menunjukkan
bahwa pedagang-pedagang dunia di abad 15 telah saling
berhubungan. Dan pada periode 1450-1680 dikenal
dengan 'Age of Commerce' menurut Anthony Reid," ujar
Niemeijer.
Setelah Islam mulai menyebar di kalangan pedagang-
pedagang pribumi dan Malaka jatuh ke tangan Portugis,
pertumbuhan ekonomi sepanjang pesisir utara Jawa justru
tumbuh. Hal ini membuat kerajaan baru seperti Mataram
ingin menguasai, begitu juga dengan Portugis. Dan pada
abad 17, ketika Belanda datang dengan perusahaan
dagangnya VOC, kota perdagangan yang lemah dapat
dikuasai dan dimonopoli. Kebijakan monopoli VOC yaitu
dalam menentukan harga jual produk lokal dan pelarangan
menjual kepada Eropa lainnya.
Pedagang pribumi dipaksa menyesuaikan diri dengan
situasi di mana Belanda mendominasi pelayaran dan
perdagangan di kepulauan Indonesia. Sejak itulah, gaung
Indonesia sebagai negara maritim terputus. Karena itulah,
Singgih juga menegaskan bahwa tugas generasi sekarang
dan yang akan datang untuk menyelesaikan 'takdir
sejarah' sebagai negara maritim besar di masa
mendatang sesuai jati diri bangsa Indonesia.
Pembangunan negara maritim pun tidak dapat dilakukan
secara parsial. Harus memiliki pondasi jelas dalam bidang
politik, ekonomi dan budaya. Di mana politik mencakup
aspek ideologi, pertahanan dan keamanan, ekonomi
mencakup aspek sistem ekonomi, produksi dan distribusi
dan budaya mencakup aspek pendidikan, kelembagaan
dan peran rakyat dalam membangun negara maritim.
Untuk membangun negara maritim yang kuat pun,
diperlukan visi atau cara pandang kelautan yang kuat
dengan memandang wilayah daratan atau kepulauan
sebagai bagian dari wilayah laut. Dengan demikian, akan
mempengaruhi cara pendefinisian negara Indonesia
sebagai negara maritim.
Indonesia dapat dikatakan negara maritim bila dengan
kekuatan dan kemajuan teknologi maritimnya dapat
memanfaatkan potensi laut yang dimiliki secara sinergis.
Dengan pertumbuhan ekonomi di masa kini yang positif,
bukan tidak mungkin Indonesia masuk dalam daftar
sebagai negara maju.
"Namun, hingga saat ini, sumber daya kelautan masih
dipandang 'sebelah mata'. Kalaupun ada kegiatan yang
memanfaatkan itu umumnya kurang profesional dan
kurang mengindahkan aspek kelestarian sumber daya
alam", ungkap Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, yang
merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan
Indonesia.
Rokhmin memaparkan pembangunan wilayah pesisir dan
lautan secara terpadu dan berbasis inovasi yang
diharapkan dapat mengatasi kondisi, potensi dan
permasalahan pembangunan kelautan Indonesia serta
dinamika lingkungan global. Masih menurut Rokhmin,
pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus
didahului pembenahan kebijakan dan implementasi
manajemen untuk mencapai lima tujuan yaitu,
peningkatan kesejahteraan nelayan, pembudidaya dan
stakeholder lainnya, peningkatan daya saing dan kontribusi
sektor laut, peningkatan kecerdasan dan kesehatan
bangsa dengan mengonsumsi ikan, pemeliharaan daya
dukung dan kualitas ekosistem laut, pesisir dan air tawar,
dan menjadikan laut untuk memperkokoh kedaulatan dan
kesatuan wilayah NKRI.
"Jika kita mampu melaksanakan pembangunan kelautan
sebagai platform pembangunan ekonomi bangsa,
InsyaAlloh, paling lambat tahun 2030 Indonesia menjadi
negara maju, adil-makmur, bermartabat dan diridhoi Alloh
SWT. Pada akhirnya, masa depan pembangunan Indonesia
berbasis sumberdaya kelautan akan berpulang pada
sejauh mana keputusan politik pemerintah dan rakyat
Indonesia mendukung paradigma tersebut," jelas Rokhmin.
(Noni/LINES)
Rabu, 20 Agustus 2014
KAJIAN NIAT DALAM BERWUDLU DAN SHOLATKAJIAN NIAT DALAM BERWUDLU DAN SHOLAT
KAJIAN NIAT DALAM BERWUDLU DAN
SHOLATKAJIAN NIAT DALAM BERWUDLU DAN
SHOLAT
Kita sebagai orang Islam yang pasti tau kalau segala Hukum
dan Syariat Islam itu keluar di Negara Saudi Arabia terutama
Kota Mekah dan Medinah, Untuk hal ini masalah berwudlu
dan sholat yang Wajib (Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib,dam
Isyak) maupun yang Sunnah (Tahajut, Dluha, Istiqoroh, Tasbih
dll) cukup dalam hati didalam niatnya. Kenapa kita katakan
cukup dalam hati saja,,,? Hal ini dikarenakan dalam Kutubus
Sitta (Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Sunan Abu Daud,
Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah) tidak
ada dalil satupun yang menjelaskan, menyebutkan dan
meriwayatkan Niat dalam Berwudlu dan Sholat itu diucapkan
dengan lisan, tapi ketika Berwudlu dan Sholat langsung baca
Basmalah untuk Wudlu dan langsung Takbir untuk Sholat.
Selain itu didalam membaca Basmalah dalam Sholat Nabi
mencontohkan dengan suara sir (samar/pelan) dan tidak
keras dan berikut dalil-dalil yang menjelaskan Masalah
Berwudlu, Sholat, dan Membaca Basmalah dengan samar
saat Sholat:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻗُﺘَﻴْﺒَﺔُ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟْﻮَﻫَّﺎﺏِ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦَ
ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲْ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﺑْﻦَ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ
ﺍﻟﻠَّﻴْﺜِﻲَّ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦَ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ
ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﺎﻣْﺮِﺉٍ
ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺩُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺇﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﺘَﺰَﻭَّﺟُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ
ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Sesungguhnya Amalan-Amalan itu bersamaan
dengan Niatnya dan Seseorang setiap beramal juga disertai
Niatnya. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻣَﺴْﻠَﻤَﺔَ ﺑْﻦِ ﻗَﻌْﻨَﺐٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻋَﻦْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦِ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ
ﻋَﻦْ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻋَﻦْ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﺑْﻦِ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﻗَﺎﻝَ
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﺎﻣْﺮِﺉٍ
ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﻟِﺪُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺇﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﺘَﺰَﻭَّﺟُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ
ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
Nabi bersabda: Sesungguhnya Amalan-Amalan itu bersamaan
dengan Niatnya dan Seseorang setiap beramal juga disertai
Niatnya. (HR. Shohih Muslim)
ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﺇِﺳْﺤَﻖُ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧْﺒَﺄَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺮَّﺯَّﺍﻕِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣَﻌْﻤَﺮٌ ﻋَﻦْ
ﺛَﺎﺑِﺖٍ ﻭَﻗَﺘَﺎﺩَﺓُ ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﻗَﺎﻝَ ﻃَﻠَﺐَ ﺑَﻌْﺾُ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺿُﻮْﺀًﺍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻫَﻞْ ﻣَﻊَ ﺃَﺣَﺪٍ
ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣَﺎﺀٌ ﻓَﻮَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺗَﻮَﺿَّﺌُﻮْﺍ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟْﻤَﺎﺀَ
ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ ﺃَﺻَﺎﺑِﻌِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻮَﺿَّﺌُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ ﺁﺧِﺮِﻫِﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﺛَﺎﺑِﺖٌ ﻗُﻠْﺖُ
ﻟِﺄَﻧَﺲٍ ﻛَﻢْ ﺗُﺮَﺍﻫُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﺤْﻮًﺍ ﻣِﻦْ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ * ﺭﻭﺍﻩ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ
ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﺻﺤﻴﺢ
Nabi bersabda: Berwudlulah kamu dengan membaca Basmalah.
(HR. Sunan An Nasa’i)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺑَﺸَّﺎﺭٍ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ
ﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻛَﻤَﺎ
ﺻَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ
ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻣَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻓَﻌَﻠِّﻤْﻨِﻲْ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ
ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﻭَﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ
ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺴَﺪَّﺩٌ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ
ﺳَﻌِﻴْﺪٌ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﺮِﻱُّ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ
ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ
ﻓَﻤَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻓَﻌَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ
ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ
ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ *
ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭٍ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻧُﻤَﻴْﺮٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ
ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﺮِﻱِّ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ
ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺟَﺎﻟِﺲٌ ﻓِﻲْ
ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ
ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻓَﺎﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻴَﺔِ ﺃَﻭْ ﻓِﻲْ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺄَﺳْﺒِﻎْ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀَ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘْﺒِﻞْ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ
ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ
ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ
ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
berwudlulah dengan sempurna kemudian menghadaplah kearah
Qiblat dan langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang
mudah bagimu. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮْ ﺃُﺳَﺎﻣَﺔَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ
ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ
ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲْ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺠَﺎﺀَ
ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺳَﻠَّﻢَ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔِ ﻓَﺄَﻋْﻠِﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ
ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺄَﺳْﺒِﻎْ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮْﺀَ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘْﺒِﻞْ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﻭَﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﻤَﺎ
ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺭَﺃْﺳَﻚَ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻭَﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
berwudlulah dengan sempurna kemudian menghadaplah kearah
Qiblat dan langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang
mudah bagimu. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻤُﺜَﻨَّﻰ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ
ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻛَﻤَﺎ
ﻛَﺎﻥَ ﺻَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ
ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺣَﺘَّﻰ ﻓَﻌَﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ
ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻣَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ
ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ
ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Muslim)
Kita sebagai orang Islam yang pasti tau kalau segala Hukum
dan Syariat Islam itu keluar di Negara Saudi Arabia terutama
Kota Mekah dan Medinah, Untuk hal ini masalah berwudlu
dan sholat yang Wajib (Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib,dam
Isyak) maupun yang Sunnah (Tahajut, Dluha, Istiqoroh, Tasbih
dll) cukup dalam hati didalam niatnya. Kenapa kita katakan
cukup dalam hati saja,,,? Hal ini dikarenakan dalam Kutubus
Sitta (Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Sunan Abu Daud,
Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah) tidak
ada dalil satupun yang menjelaskan, menyebutkan dan
meriwayatkan Niat dalam Berwudlu dan Sholat itu diucapkan
dengan lisan, tapi ketika Berwudlu dan Sholat langsung baca
Basmalah untuk Wudlu dan langsung Takbir untuk Sholat.
Selain itu didalam membaca Basmalah dalam Sholat Nabi
mencontohkan dengan suara sir (samar/pelan) dan tidak
keras dan berikut dalil-dalil yang menjelaskan Masalah
Berwudlu, Sholat, dan Membaca Basmalah dengan samar
saat Sholat:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻗُﺘَﻴْﺒَﺔُ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟْﻮَﻫَّﺎﺏِ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦَ
ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲْ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﺑْﻦَ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ
ﺍﻟﻠَّﻴْﺜِﻲَّ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦَ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ
ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﺎﻣْﺮِﺉٍ
ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺩُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺇﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﺘَﺰَﻭَّﺟُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ
ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Sesungguhnya Amalan-Amalan itu bersamaan
dengan Niatnya dan Seseorang setiap beramal juga disertai
Niatnya. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻣَﺴْﻠَﻤَﺔَ ﺑْﻦِ ﻗَﻌْﻨَﺐٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻋَﻦْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦِ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ
ﻋَﻦْ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻋَﻦْ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﺑْﻦِ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﻗَﺎﻝَ
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﺎﻣْﺮِﺉٍ
ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﻟِﺪُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺇﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﺘَﺰَﻭَّﺟُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ
ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
Nabi bersabda: Sesungguhnya Amalan-Amalan itu bersamaan
dengan Niatnya dan Seseorang setiap beramal juga disertai
Niatnya. (HR. Shohih Muslim)
ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﺇِﺳْﺤَﻖُ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧْﺒَﺄَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺮَّﺯَّﺍﻕِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣَﻌْﻤَﺮٌ ﻋَﻦْ
ﺛَﺎﺑِﺖٍ ﻭَﻗَﺘَﺎﺩَﺓُ ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﻗَﺎﻝَ ﻃَﻠَﺐَ ﺑَﻌْﺾُ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺿُﻮْﺀًﺍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻫَﻞْ ﻣَﻊَ ﺃَﺣَﺪٍ
ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣَﺎﺀٌ ﻓَﻮَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺗَﻮَﺿَّﺌُﻮْﺍ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟْﻤَﺎﺀَ
ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ ﺃَﺻَﺎﺑِﻌِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻮَﺿَّﺌُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ ﺁﺧِﺮِﻫِﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﺛَﺎﺑِﺖٌ ﻗُﻠْﺖُ
ﻟِﺄَﻧَﺲٍ ﻛَﻢْ ﺗُﺮَﺍﻫُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﺤْﻮًﺍ ﻣِﻦْ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ * ﺭﻭﺍﻩ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ
ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﺻﺤﻴﺢ
Nabi bersabda: Berwudlulah kamu dengan membaca Basmalah.
(HR. Sunan An Nasa’i)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺑَﺸَّﺎﺭٍ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ
ﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻛَﻤَﺎ
ﺻَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ
ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻣَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻓَﻌَﻠِّﻤْﻨِﻲْ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ
ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﻭَﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ
ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺴَﺪَّﺩٌ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ
ﺳَﻌِﻴْﺪٌ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﺮِﻱُّ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ
ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ
ﻓَﻤَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻓَﻌَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ
ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ
ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ *
ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭٍ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻧُﻤَﻴْﺮٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ
ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﺮِﻱِّ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ
ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺟَﺎﻟِﺲٌ ﻓِﻲْ
ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ
ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻓَﺎﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻴَﺔِ ﺃَﻭْ ﻓِﻲْ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺄَﺳْﺒِﻎْ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀَ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘْﺒِﻞْ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ
ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ
ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ
ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
berwudlulah dengan sempurna kemudian menghadaplah kearah
Qiblat dan langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang
mudah bagimu. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮْ ﺃُﺳَﺎﻣَﺔَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ
ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ
ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲْ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺠَﺎﺀَ
ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺳَﻠَّﻢَ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔِ ﻓَﺄَﻋْﻠِﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ
ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺄَﺳْﺒِﻎْ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮْﺀَ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘْﺒِﻞْ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﻭَﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﻤَﺎ
ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺭَﺃْﺳَﻚَ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻭَﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
berwudlulah dengan sempurna kemudian menghadaplah kearah
Qiblat dan langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang
mudah bagimu. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻤُﺜَﻨَّﻰ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ
ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻛَﻤَﺎ
ﻛَﺎﻥَ ﺻَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ
ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺣَﺘَّﻰ ﻓَﻌَﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ
ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻣَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ
ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ
ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Muslim)
SHOLATKAJIAN NIAT DALAM BERWUDLU DAN
SHOLAT
Kita sebagai orang Islam yang pasti tau kalau segala Hukum
dan Syariat Islam itu keluar di Negara Saudi Arabia terutama
Kota Mekah dan Medinah, Untuk hal ini masalah berwudlu
dan sholat yang Wajib (Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib,dam
Isyak) maupun yang Sunnah (Tahajut, Dluha, Istiqoroh, Tasbih
dll) cukup dalam hati didalam niatnya. Kenapa kita katakan
cukup dalam hati saja,,,? Hal ini dikarenakan dalam Kutubus
Sitta (Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Sunan Abu Daud,
Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah) tidak
ada dalil satupun yang menjelaskan, menyebutkan dan
meriwayatkan Niat dalam Berwudlu dan Sholat itu diucapkan
dengan lisan, tapi ketika Berwudlu dan Sholat langsung baca
Basmalah untuk Wudlu dan langsung Takbir untuk Sholat.
Selain itu didalam membaca Basmalah dalam Sholat Nabi
mencontohkan dengan suara sir (samar/pelan) dan tidak
keras dan berikut dalil-dalil yang menjelaskan Masalah
Berwudlu, Sholat, dan Membaca Basmalah dengan samar
saat Sholat:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻗُﺘَﻴْﺒَﺔُ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟْﻮَﻫَّﺎﺏِ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦَ
ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲْ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﺑْﻦَ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ
ﺍﻟﻠَّﻴْﺜِﻲَّ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦَ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ
ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﺎﻣْﺮِﺉٍ
ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺩُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺇﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﺘَﺰَﻭَّﺟُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ
ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Sesungguhnya Amalan-Amalan itu bersamaan
dengan Niatnya dan Seseorang setiap beramal juga disertai
Niatnya. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻣَﺴْﻠَﻤَﺔَ ﺑْﻦِ ﻗَﻌْﻨَﺐٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻋَﻦْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦِ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ
ﻋَﻦْ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻋَﻦْ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﺑْﻦِ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﻗَﺎﻝَ
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﺎﻣْﺮِﺉٍ
ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﻟِﺪُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺇﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﺘَﺰَﻭَّﺟُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ
ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
Nabi bersabda: Sesungguhnya Amalan-Amalan itu bersamaan
dengan Niatnya dan Seseorang setiap beramal juga disertai
Niatnya. (HR. Shohih Muslim)
ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﺇِﺳْﺤَﻖُ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧْﺒَﺄَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺮَّﺯَّﺍﻕِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣَﻌْﻤَﺮٌ ﻋَﻦْ
ﺛَﺎﺑِﺖٍ ﻭَﻗَﺘَﺎﺩَﺓُ ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﻗَﺎﻝَ ﻃَﻠَﺐَ ﺑَﻌْﺾُ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺿُﻮْﺀًﺍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻫَﻞْ ﻣَﻊَ ﺃَﺣَﺪٍ
ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣَﺎﺀٌ ﻓَﻮَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺗَﻮَﺿَّﺌُﻮْﺍ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟْﻤَﺎﺀَ
ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ ﺃَﺻَﺎﺑِﻌِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻮَﺿَّﺌُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ ﺁﺧِﺮِﻫِﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﺛَﺎﺑِﺖٌ ﻗُﻠْﺖُ
ﻟِﺄَﻧَﺲٍ ﻛَﻢْ ﺗُﺮَﺍﻫُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﺤْﻮًﺍ ﻣِﻦْ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ * ﺭﻭﺍﻩ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ
ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﺻﺤﻴﺢ
Nabi bersabda: Berwudlulah kamu dengan membaca Basmalah.
(HR. Sunan An Nasa’i)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺑَﺸَّﺎﺭٍ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ
ﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻛَﻤَﺎ
ﺻَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ
ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻣَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻓَﻌَﻠِّﻤْﻨِﻲْ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ
ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﻭَﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ
ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺴَﺪَّﺩٌ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ
ﺳَﻌِﻴْﺪٌ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﺮِﻱُّ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ
ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ
ﻓَﻤَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻓَﻌَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ
ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ
ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ *
ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭٍ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻧُﻤَﻴْﺮٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ
ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﺮِﻱِّ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ
ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺟَﺎﻟِﺲٌ ﻓِﻲْ
ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ
ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻓَﺎﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻴَﺔِ ﺃَﻭْ ﻓِﻲْ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺄَﺳْﺒِﻎْ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀَ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘْﺒِﻞْ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ
ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ
ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ
ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
berwudlulah dengan sempurna kemudian menghadaplah kearah
Qiblat dan langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang
mudah bagimu. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮْ ﺃُﺳَﺎﻣَﺔَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ
ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ
ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲْ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺠَﺎﺀَ
ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺳَﻠَّﻢَ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔِ ﻓَﺄَﻋْﻠِﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ
ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺄَﺳْﺒِﻎْ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮْﺀَ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘْﺒِﻞْ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﻭَﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﻤَﺎ
ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺭَﺃْﺳَﻚَ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻭَﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
berwudlulah dengan sempurna kemudian menghadaplah kearah
Qiblat dan langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang
mudah bagimu. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻤُﺜَﻨَّﻰ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ
ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻛَﻤَﺎ
ﻛَﺎﻥَ ﺻَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ
ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺣَﺘَّﻰ ﻓَﻌَﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ
ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻣَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ
ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ
ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Muslim)
Kita sebagai orang Islam yang pasti tau kalau segala Hukum
dan Syariat Islam itu keluar di Negara Saudi Arabia terutama
Kota Mekah dan Medinah, Untuk hal ini masalah berwudlu
dan sholat yang Wajib (Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib,dam
Isyak) maupun yang Sunnah (Tahajut, Dluha, Istiqoroh, Tasbih
dll) cukup dalam hati didalam niatnya. Kenapa kita katakan
cukup dalam hati saja,,,? Hal ini dikarenakan dalam Kutubus
Sitta (Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Sunan Abu Daud,
Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah) tidak
ada dalil satupun yang menjelaskan, menyebutkan dan
meriwayatkan Niat dalam Berwudlu dan Sholat itu diucapkan
dengan lisan, tapi ketika Berwudlu dan Sholat langsung baca
Basmalah untuk Wudlu dan langsung Takbir untuk Sholat.
Selain itu didalam membaca Basmalah dalam Sholat Nabi
mencontohkan dengan suara sir (samar/pelan) dan tidak
keras dan berikut dalil-dalil yang menjelaskan Masalah
Berwudlu, Sholat, dan Membaca Basmalah dengan samar
saat Sholat:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻗُﺘَﻴْﺒَﺔُ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟْﻮَﻫَّﺎﺏِ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦَ
ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲْ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﺑْﻦَ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ
ﺍﻟﻠَّﻴْﺜِﻲَّ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦَ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ
ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﺎﻣْﺮِﺉٍ
ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺩُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺇﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﺘَﺰَﻭَّﺟُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ
ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Sesungguhnya Amalan-Amalan itu bersamaan
dengan Niatnya dan Seseorang setiap beramal juga disertai
Niatnya. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻣَﺴْﻠَﻤَﺔَ ﺑْﻦِ ﻗَﻌْﻨَﺐٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻋَﻦْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦِ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ
ﻋَﻦْ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻋَﻦْ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﺑْﻦِ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﻗَﺎﻝَ
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﺎﻣْﺮِﺉٍ
ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﻟِﺪُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺇﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﺘَﺰَﻭَّﺟُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ
ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
Nabi bersabda: Sesungguhnya Amalan-Amalan itu bersamaan
dengan Niatnya dan Seseorang setiap beramal juga disertai
Niatnya. (HR. Shohih Muslim)
ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﺇِﺳْﺤَﻖُ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧْﺒَﺄَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺮَّﺯَّﺍﻕِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣَﻌْﻤَﺮٌ ﻋَﻦْ
ﺛَﺎﺑِﺖٍ ﻭَﻗَﺘَﺎﺩَﺓُ ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﻗَﺎﻝَ ﻃَﻠَﺐَ ﺑَﻌْﺾُ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺿُﻮْﺀًﺍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻫَﻞْ ﻣَﻊَ ﺃَﺣَﺪٍ
ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣَﺎﺀٌ ﻓَﻮَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺗَﻮَﺿَّﺌُﻮْﺍ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟْﻤَﺎﺀَ
ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ ﺃَﺻَﺎﺑِﻌِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻮَﺿَّﺌُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ ﺁﺧِﺮِﻫِﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﺛَﺎﺑِﺖٌ ﻗُﻠْﺖُ
ﻟِﺄَﻧَﺲٍ ﻛَﻢْ ﺗُﺮَﺍﻫُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﺤْﻮًﺍ ﻣِﻦْ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ * ﺭﻭﺍﻩ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ
ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﺻﺤﻴﺢ
Nabi bersabda: Berwudlulah kamu dengan membaca Basmalah.
(HR. Sunan An Nasa’i)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺑَﺸَّﺎﺭٍ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ
ﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻛَﻤَﺎ
ﺻَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ
ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻣَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻓَﻌَﻠِّﻤْﻨِﻲْ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ
ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﻭَﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ
ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺴَﺪَّﺩٌ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ
ﺳَﻌِﻴْﺪٌ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﺮِﻱُّ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ
ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ
ﻓَﻤَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻓَﻌَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ
ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ
ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ *
ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭٍ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻧُﻤَﻴْﺮٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ
ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﺮِﻱِّ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ
ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺟَﺎﻟِﺲٌ ﻓِﻲْ
ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ
ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻓَﺎﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻴَﺔِ ﺃَﻭْ ﻓِﻲْ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺄَﺳْﺒِﻎْ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀَ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘْﺒِﻞْ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ
ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ
ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ
ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
berwudlulah dengan sempurna kemudian menghadaplah kearah
Qiblat dan langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang
mudah bagimu. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮْ ﺃُﺳَﺎﻣَﺔَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ
ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ
ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲْ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺠَﺎﺀَ
ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺳَﻠَّﻢَ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔِ ﻓَﺄَﻋْﻠِﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ
ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺄَﺳْﺒِﻎْ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮْﺀَ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘْﺒِﻞْ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﻭَﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﻤَﺎ
ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺭَﺃْﺳَﻚَ ﺣَﺘَّﻰ
ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻭَﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
berwudlulah dengan sempurna kemudian menghadaplah kearah
Qiblat dan langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang
mudah bagimu. (HR. Shohih Al Bukhori)
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻤُﺜَﻨَّﻰ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴْﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪَ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ
ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮَﺩَّ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻛَﻤَﺎ
ﻛَﺎﻥَ ﺻَﻠَّﻰ ﺛُﻢَّ ﺟَﺎﺀَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺇﺭْﺟِﻊْ ﻓَﺼَﻞِّ
ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻢْ ﺗُﺼَﻞِّ ﺣَﺘَّﻰ ﻓَﻌَﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌَﺜَﻚَ
ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻣَﺎ ﺃُﺣْﺴِﻦُ ﻏَﻴْﺮَ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻤْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻜَﺒِّﺮْ ﺛُﻢَّ
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻛَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺭَﺍﻛِﻌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ
ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﺘَﺪِﻝَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺠُﺪْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ ﺳَﺎﺟِﺪًﺍ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦَّ
ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻚَ ﻛُﻠِّﻬَﺎ * ﺭﻭﺍﻩ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
Nabi bersabda: Ketika kamu akan mengerjakan Sholat, Maka
langsung bacalah Takbir Sholat dan Surat yang mudah bagimu.
(HR. Shohih Muslim)
Senin, 18 Agustus 2014
LDII Jatim Tangkal ISIS dengan Tiga Pola
Surabaya (Antara Jatim) - DPW Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII) Jawa Timur menangkal masuknya paham "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) ke dalam lembaga dakwah itu dengan tiga pola.
"Pola pertama adalah kami akan meningkatkan komunikasi internal dengan jamaah kami," kata Ketua DPW LDII Jatim H Christianto Santoso MSc di Surabaya, Jumat malam.
Di sela "Silaturrahim Syawal 1435 H" yang dihadiri Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori dan Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq Mughni, ia menjelaskan pola kedua adalah meningkatkan kesejahteraan jamaah melalui program pengembangan ekonomi yang berbasis masjid.
"Pola ketiga adalah meningkatkan komunikasi eksternal dengan ormas Islam. Insya-Allah, kalau kita sering ketemu secara internal dan eksternal, maka pengaruh ISIS dapat kita mentahkan," katanya.
Namun, ia berharap penyikapan terhadap ISIS hendaknya tidak berlebihan, karena penyikapan terhadap ISIS secara berlebihan akan menyudutkan Islam.
"Larena itu, kami Jatim mendukung langkah cepat pemerintah provinsi yang tidak mengizinkan gerakan ISIS masuk Jatim," katanya dalam acara yang juga dihadiri pengurus LDII se-Jatim.
Senada dengan itu, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori menegaskan bahwa ISIS bukanlah agama, melainkan ideologi yang bersifat politis.
"Karena ideologi, maka Pemprov Jatim sudah menyikapi secara tegas dengan penolakan, karena ideologi yang bertentangan dengan Pancasila itu memang tidak cocok untuk kita, apalagi masyarakat sepertinya juga tidak tertarik dengan ISIS," katanya. (*)
"Pola pertama adalah kami akan meningkatkan komunikasi internal dengan jamaah kami," kata Ketua DPW LDII Jatim H Christianto Santoso MSc di Surabaya, Jumat malam.
Di sela "Silaturrahim Syawal 1435 H" yang dihadiri Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori dan Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq Mughni, ia menjelaskan pola kedua adalah meningkatkan kesejahteraan jamaah melalui program pengembangan ekonomi yang berbasis masjid.
"Pola ketiga adalah meningkatkan komunikasi eksternal dengan ormas Islam. Insya-Allah, kalau kita sering ketemu secara internal dan eksternal, maka pengaruh ISIS dapat kita mentahkan," katanya.
Namun, ia berharap penyikapan terhadap ISIS hendaknya tidak berlebihan, karena penyikapan terhadap ISIS secara berlebihan akan menyudutkan Islam.
"Larena itu, kami Jatim mendukung langkah cepat pemerintah provinsi yang tidak mengizinkan gerakan ISIS masuk Jatim," katanya dalam acara yang juga dihadiri pengurus LDII se-Jatim.
Senada dengan itu, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori menegaskan bahwa ISIS bukanlah agama, melainkan ideologi yang bersifat politis.
"Karena ideologi, maka Pemprov Jatim sudah menyikapi secara tegas dengan penolakan, karena ideologi yang bertentangan dengan Pancasila itu memang tidak cocok untuk kita, apalagi masyarakat sepertinya juga tidak tertarik dengan ISIS," katanya. (*)
Editor : Masuki M. Astro
Jumat, 15 Agustus 2014
Jadi Anggota LDII, Ki Joko Bodo Lebih Religius
JAKARTA – Tidak banyak orang yang tahu jika paranormal
Ki Joko Bodo sudah menjadi anggota aktif Lembaga Dakwah
Islam Indonesia (LDII).
Setelah memutuskan untuk bertobat, paranormal nyentrik
itu memutuskan untuk meninggalkan dunia perdukunan.
“Sebenarnya saya jadi anggota LDII sejak masih bersekolah
di bangku SMP, itu kepercayaan ya,” jelas ki Joko Bodo
kepada Okezone melalui sambungan telefon, Sabtu 21 Juni
2014.
Menurut Ki Joko Bodo, ia dipercaya untuk menangani bidang
pariwisata religi dalam kegiatannya di LDII itu. Bahkan baru-
baru ini, ia pun telah menjalankan kegiatannya.
“Kebetulan aku menangani pariwisata religi, seperti kemarin
aku baru saja balik dari Kendal, disana ada museum,”
tandanya. (Edi)
Ki Joko Bodo sudah menjadi anggota aktif Lembaga Dakwah
Islam Indonesia (LDII).
Setelah memutuskan untuk bertobat, paranormal nyentrik
itu memutuskan untuk meninggalkan dunia perdukunan.
“Sebenarnya saya jadi anggota LDII sejak masih bersekolah
di bangku SMP, itu kepercayaan ya,” jelas ki Joko Bodo
kepada Okezone melalui sambungan telefon, Sabtu 21 Juni
2014.
Menurut Ki Joko Bodo, ia dipercaya untuk menangani bidang
pariwisata religi dalam kegiatannya di LDII itu. Bahkan baru-
baru ini, ia pun telah menjalankan kegiatannya.
“Kebetulan aku menangani pariwisata religi, seperti kemarin
aku baru saja balik dari Kendal, disana ada museum,”
tandanya. (Edi)
Maulid LDII
Maulid LDII
Posted by: Dian Afrianty
21 Maret 2014
Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar
menghadiri pelaksanaan Maulid LDDI di
Desa Sumberjo Kecamatan Wonomulyo,
Ahad, 10 Maret 2014 (65) Pembaca
Posted by: Dian Afrianty
21 Maret 2014
Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar
menghadiri pelaksanaan Maulid LDDI di
Desa Sumberjo Kecamatan Wonomulyo,
Ahad, 10 Maret 2014 (65) Pembaca
Tidak Baik Makan Mie dengan Nasi
Kebiasaan kebanyakan orang mengkonsumsi makanan
hemat biasanya dengan nasi dan mie. Ternyata kebiasaan
tersebut jika dilakukan akan menyebabkan tubuh tidak
sehat dimasa yang akan datang.
Nasi dan mie sama-sama mengandung karbohidrat, saat
kita makan nasi dengan porsi kecil (seperti porsi nasi di
warung padang) mengandung 400 kalori. Ditambah lagi
dengan makan mie yang mengandung 300 - 350 kalori,
jadi jika kita mengkonsumsi nasi dan mie bersamaan akan
menghasilkan 750 - 800 kalori.
Jika kita makan secara normal, makanan yang dicerna
oleh pangkreas akan menghasilkan hormon insulin. Maka
ketika makanan kita banyak dan kalorinya tinggi insulin
akan melonjak tinggi, makin lama sel tubuh kita akan
resisten terhadap insulin dan akhirnya pangkreas akan
"lelah" karena insulin banyak dikeluarkan sehingga
menyebabkan penyakit diabetes.
Apabila kita malas beraktivitas dan jarang berolahraga,
karbohidrat yang dikonsumsi akan dipecah menjadi lemak.
"Lemak jahat" dimetabolisme oleh saluran pencernaan
dan akan dikirim ke hati, lemak juga akan berkumpul di
perut yang akhirnya menyebabkan obesitas. Lingkar perut
melebihi setengah tinggi badan akan memicu berbagai
macam penyakit, diantaranya diabetes.
Kebiasaan makan yang sederhana ini pelan-pelan mulai
untuk dirubah. Jika kita akan mengkonsumsi karbohidrat
lengkapi dengan kebutuhan yang lainnya, jangan lupa
menambahkan protein, lemak baik, vitamin dan mineral.
Sumber: Dr Oz Indonesia
hemat biasanya dengan nasi dan mie. Ternyata kebiasaan
tersebut jika dilakukan akan menyebabkan tubuh tidak
sehat dimasa yang akan datang.
Nasi dan mie sama-sama mengandung karbohidrat, saat
kita makan nasi dengan porsi kecil (seperti porsi nasi di
warung padang) mengandung 400 kalori. Ditambah lagi
dengan makan mie yang mengandung 300 - 350 kalori,
jadi jika kita mengkonsumsi nasi dan mie bersamaan akan
menghasilkan 750 - 800 kalori.
Jika kita makan secara normal, makanan yang dicerna
oleh pangkreas akan menghasilkan hormon insulin. Maka
ketika makanan kita banyak dan kalorinya tinggi insulin
akan melonjak tinggi, makin lama sel tubuh kita akan
resisten terhadap insulin dan akhirnya pangkreas akan
"lelah" karena insulin banyak dikeluarkan sehingga
menyebabkan penyakit diabetes.
Apabila kita malas beraktivitas dan jarang berolahraga,
karbohidrat yang dikonsumsi akan dipecah menjadi lemak.
"Lemak jahat" dimetabolisme oleh saluran pencernaan
dan akan dikirim ke hati, lemak juga akan berkumpul di
perut yang akhirnya menyebabkan obesitas. Lingkar perut
melebihi setengah tinggi badan akan memicu berbagai
macam penyakit, diantaranya diabetes.
Kebiasaan makan yang sederhana ini pelan-pelan mulai
untuk dirubah. Jika kita akan mengkonsumsi karbohidrat
lengkapi dengan kebutuhan yang lainnya, jangan lupa
menambahkan protein, lemak baik, vitamin dan mineral.
Sumber: Dr Oz Indonesia
Pemuda LDII Jaksel Berwisata Sambil Melestarikan Alam
Ldii.or.id – Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan kekayaan alam dan keindahan alam yang tak
ternilai harganya. Maka melestarikan keindahan alam
adalah sebuah proses mutlak. Untuk itu pemuda LDII
Srengseng Sawah, Jakarta Selatan mengadakan acara
Indonesia is Island demi menghayati dan melestarikan
keindahan alam Indonesia.
Acara ini yang digelar selama tiga hari ini dilepas oleh Edi
Kotamara selaku pembina di Masjid Nur Hidayah. Adapun
pelaksanaan kegiatan berada di Pulau Tikus salah satu
dari Kepulauan Seribu, Jakarta.
“Acara ini sudah berturut-turut selalu kami adakan dalam
3 tahun terakhir, tentunya dengan pulau yang berbeda.
Tujuannya untuk mencapai Tri Sukses generus ditambah
menggetoktularkan bahwa negara kita adalah negara
kepulauan dengan kekayaan dan keindahan alam yang tak
ternilai harganya. Oleh karena itu kami harus berperan
aktif dalam menjaga nya (GO GREEN)," ujar Moch
Ramadhani selaku Koordinator Acara.
Selain menghayati kekayaan alam Indonesia, Edi
mengingatkan agar para pemuda dapat menjadi contoh
pergaulan dimanapun berada. Selain dari pihak LDII, acara
ini diikuti pula oleh perwakilan pemuda dari Jakarta Barat,
Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu.
Triyogo Bekti Oetomo, tamu undangan dari Jakarta
Selatan mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini
sangat positif dan perlu diberikan apresiasi positif.
“Masyarakat harus mengetahui bahwa wisata pulau bukan
hanya untuk dinikmati, tapi juga untuk dijaga keindahan
alamnya. Bagaimana tidak, banyak sampah di beberapa
pulau yang menjadi tempat wisata. Maka dari itu, saya
pribadi sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti
ini,” ujar Yogo.
Selain acara penghayatan terhadap kondisi alam, kali ini
digelar pula acara penggemblengan kemandirian dan
acara keagamaan. Beberapa kegiatan keagamaan berupa
hafalan Alquran, tausiyah dan salat tahajud di 1/3 malam
yang akhir.
Di akhir acara banyak makna yang dapat diperoleh dalam
kegiatan ini. “Usia kami masih belia, tapi kami mendapat
kesempatan untuk belajar bagaimana cara nya mengharga
alam, menghargai air bersih, hidup jauh dari orang tua,
kami belajar mandiri di sini. Kami belajar susah di sini,
dan alhamdulillah kami bisa dapatkan ini. Alhamdulillah,”
ujar M Tis’an Nur Hidayat salah satu peserta kegiatan.
Acara ditutup pada Sabtu 2 Agustus 2014 dengan gerakan
bersih-bersih pantai dan foto alam (Yogo-Lines).
dengan kekayaan alam dan keindahan alam yang tak
ternilai harganya. Maka melestarikan keindahan alam
adalah sebuah proses mutlak. Untuk itu pemuda LDII
Srengseng Sawah, Jakarta Selatan mengadakan acara
Indonesia is Island demi menghayati dan melestarikan
keindahan alam Indonesia.
Acara ini yang digelar selama tiga hari ini dilepas oleh Edi
Kotamara selaku pembina di Masjid Nur Hidayah. Adapun
pelaksanaan kegiatan berada di Pulau Tikus salah satu
dari Kepulauan Seribu, Jakarta.
“Acara ini sudah berturut-turut selalu kami adakan dalam
3 tahun terakhir, tentunya dengan pulau yang berbeda.
Tujuannya untuk mencapai Tri Sukses generus ditambah
menggetoktularkan bahwa negara kita adalah negara
kepulauan dengan kekayaan dan keindahan alam yang tak
ternilai harganya. Oleh karena itu kami harus berperan
aktif dalam menjaga nya (GO GREEN)," ujar Moch
Ramadhani selaku Koordinator Acara.
Selain menghayati kekayaan alam Indonesia, Edi
mengingatkan agar para pemuda dapat menjadi contoh
pergaulan dimanapun berada. Selain dari pihak LDII, acara
ini diikuti pula oleh perwakilan pemuda dari Jakarta Barat,
Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu.
Triyogo Bekti Oetomo, tamu undangan dari Jakarta
Selatan mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini
sangat positif dan perlu diberikan apresiasi positif.
“Masyarakat harus mengetahui bahwa wisata pulau bukan
hanya untuk dinikmati, tapi juga untuk dijaga keindahan
alamnya. Bagaimana tidak, banyak sampah di beberapa
pulau yang menjadi tempat wisata. Maka dari itu, saya
pribadi sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti
ini,” ujar Yogo.
Selain acara penghayatan terhadap kondisi alam, kali ini
digelar pula acara penggemblengan kemandirian dan
acara keagamaan. Beberapa kegiatan keagamaan berupa
hafalan Alquran, tausiyah dan salat tahajud di 1/3 malam
yang akhir.
Di akhir acara banyak makna yang dapat diperoleh dalam
kegiatan ini. “Usia kami masih belia, tapi kami mendapat
kesempatan untuk belajar bagaimana cara nya mengharga
alam, menghargai air bersih, hidup jauh dari orang tua,
kami belajar mandiri di sini. Kami belajar susah di sini,
dan alhamdulillah kami bisa dapatkan ini. Alhamdulillah,”
ujar M Tis’an Nur Hidayat salah satu peserta kegiatan.
Acara ditutup pada Sabtu 2 Agustus 2014 dengan gerakan
bersih-bersih pantai dan foto alam (Yogo-Lines).
Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam Dideklarasikan di Universitas Indonesia
MoslemNewsOne - Lembaga Dakwah Kemuliaan Indonesia
(LDKI) pada Ahad pagi, 9 Juni, resmi di luncurkan di UI,
Depok. Peluncuran LDKI dihadiri oleh tokoh-tokoh Islam
nasional yang terkenal gigih dalam memperjuangankan
dakwah Islam pada era Orde Baru seperti Mashadi
(deklarator Partai Keadilan), Sigit Pranowo Lc, Saiful Islam
Mubarak (dai Bandung).
Salah satu tokoh nasional yang tidak hadir Prof. Dr. KH. Didin
Hafidhuddin,MS. Ia hanya mengirim pesannya kepada LDKI
yang dibacakan oleh ustadz Muhammad Setiawan. Setelah
mengucapkan selamat atas berdirinya LDKI Prof. Dr. KH.
Didin Hafidhuddin,MS. berharap LDKI agar menjadi lembaga
yang bisa mengadvokasi kepentingan umat Islam yang sering
kali menjadi bulan-bulanan musuh Islam. Ia juga berharap
LDKI hadir bukan menjadi pesaing lembaga-lembaga dakwah
yang sudah ada dan berharap LDKI istiqomah dalam dakwah
fi sabilillah .
“LDKI harus memberikan informasi yang benar kepada umat
Islam,” salah satu pesannya kepada LDKI.
(LDKI) pada Ahad pagi, 9 Juni, resmi di luncurkan di UI,
Depok. Peluncuran LDKI dihadiri oleh tokoh-tokoh Islam
nasional yang terkenal gigih dalam memperjuangankan
dakwah Islam pada era Orde Baru seperti Mashadi
(deklarator Partai Keadilan), Sigit Pranowo Lc, Saiful Islam
Mubarak (dai Bandung).
Salah satu tokoh nasional yang tidak hadir Prof. Dr. KH. Didin
Hafidhuddin,MS. Ia hanya mengirim pesannya kepada LDKI
yang dibacakan oleh ustadz Muhammad Setiawan. Setelah
mengucapkan selamat atas berdirinya LDKI Prof. Dr. KH.
Didin Hafidhuddin,MS. berharap LDKI agar menjadi lembaga
yang bisa mengadvokasi kepentingan umat Islam yang sering
kali menjadi bulan-bulanan musuh Islam. Ia juga berharap
LDKI hadir bukan menjadi pesaing lembaga-lembaga dakwah
yang sudah ada dan berharap LDKI istiqomah dalam dakwah
fi sabilillah .
“LDKI harus memberikan informasi yang benar kepada umat
Islam,” salah satu pesannya kepada LDKI.
Kamis, 14 Agustus 2014
Seminar Kemaritiman
Seminar Kemaritiman LDII
Sabtu, 9 Agustus 2014 19:16 WITA
int
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Laporan Tribun Timur/ Mulyadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Seminar Kemaritiman akan diselenggarakan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Kabupaten Bantaeng. Seminar ini akan diikuti tiga Provinsi.
Ketiga provinsi tersebut yakni Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Beberapa Komunitas Kelautan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari tiga provinsi tersebut akan diundang dalam kegiatan ini.
"Kita libatkan komunitas, LSM dalam kegiatan bertajuk seminar Kemaritiman ini,"ujar Ketua Panitia Seminar, Abri.(*)
Langganan:
Postingan (Atom)